PENGEMBANGAN FORMULA NANOSTRUCTURED LIPID CARRIER (NLC) SEBAGAI PEMBAWA MINYAK ATSIRI MELATI (Jasminum officinale L.) SERTA POTENSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
Potensi penggunaan minyak atsiri sebagai bahan baku obat dan kosmetik sangat menjanjikan, salah satunya minyak atsiri melati (Jasminum officinale L.) yang telah dilaporkan memiliki berbagai aktivitas farmakologi. Namun dikarenakan karakteristiknya yang mudah menguap, rentan terdegradasi, dan kelarutannya yang rendah dalam air menyebabkan keterbatasan dalam penggunaannya. Selain itu, dalam konteks penggunaan langsung secara topikal, minyak atsiri melati (MAM) dapat menimbulkan efek iritasi pada kulit. Untuk itu, dalam penelitian ini dikembangkan suatu sistem penghantaran berbasis lipid yakni nanostructured lipid carrier (NLC) sebagai pembawa MAM. Pembuatan NLC-MAM dilakukan dengan metode emulsifikasi-sonikasi. Proses optimasi yang dilakukan meliputi optimasi konsentrasi total lipid, optimasi sistem surfaktan dan konsentrasinya, serta optimasi rasio lipid padat dan lipid cair. Selain itu, dilakukan pula optimasi proses sonikasi dengan memvariasikan tahapan sonikasi. Selanjutnya, formula optimum dikarakterisasi meliputi penentuan ukuran partikel dan distribusinya, pengukuran zeta potensial, pengamatan morfologi partikel, dan penetapan efisiensi enkapsulasi. NLC-MAM yang dihasilkan memiliki bentuk sferis dengan ukuran partikel 152,93 ± 8,18 nm, indeks polidispersitas 0,37 ± 0,05 dan zeta potensial -21,60 ± 6,75 mV. Efisiensi enkapsulasi MAM ke dalam sistem NLC yang diperoleh sebesar 97,65 ± 2,34%, dan tidak mengalami perubahan yang signifikan setelah penyimpanan selama 14 hari. Selanjutnya, potensi aktivitas antioksidan NLC-MAM dievaluasi menggunakan metode peredaman 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa potensi aktivitas antioksidan MAM bebas sebanding dengan MAM yang dienkapsulasi ke dalam sistem NLC. Hal ini menggambarkan bahwa proses pembuatan NLC tidak mempengaruhi potensi aktivitas antioksidan MAM. Selain itu, NLC-MAM yang dihasilkan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen terapeutik maupun kosmetik.
SKRINING ANTIKANKER EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus L.) DENGAN VARIASI CAIRAN PENYARI MENGGUNAKAN METODE BSLT (Brine Shrimp Letality Test)
Dewi Purwaningsih, Muh. Azwar AR, Marwati
Buah merah (Pandanus conoideus L.), buah langka asli provinsi Papua (Indonesia), diketahui memiliki kandungan antioksidan yang tinggi diantaranya merupakan senyawa pigmen karotenoid, tokoferol, fenolik, flavonoid dan lainnya yang diduga dapat menghambat proses karsinogenesis pada kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining antikanker ekstrak buah merah sebagai obat alternatif untuk kemopreventif alami dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Buah merah diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan berbagai pelarut (aseton, kloroform, dan n-heksana) dengan pengaduk magnet. Skrining fitokimia dengan metode KLT menggunakan fase diam lempeng silika GF254 dan campuran heksan: aseton (8:2) sebagai fase geraknya yang diamati pada lampu UV 254 dan 366nm serta penyemprotan reagen untuk identifikasi golongan metabolit sekunder. Metode BSLT dilakukan untuk pengujian sitotoksik menggunakan larva Artemia salina Leach. Yang dilanjutkan dengan analisis probit untuk mengetahui nilai LC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % rendemen ekstrak tertinggi yaitu 18,14% (kloroform) kemudian ekstrak n-heksana 18,09% dan 14,6% (aseton). Skrining fitokimia menunjukkan bahwa semua ekstrak mengandung alkaloid (Rf=0,67), flavonoid (Rf=0,55) dan fenolik (Rf=0,3) dan beta karoten (menggunakan senyawa murni sebagai pembanding) namun senyawa metabolit golongan steroid hanya terdeteksi pada ekstrak n-heksan dan kloroform dengan nilai Rf=0,67. Nilai LC50 dari pengujian aktivitas sitotoksik dari ketiga jenis ekstrak berada dalam rentang < 30 ppm dengan kategori sangat toksik.
Dangke adalah makanan tradisional Enrekang, Sulawesi Selatan terbuat dari susu dan getah pepaya. Dangke mengandung bakteri asam laktat, yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mngevaluasi pengaruh dangke terhadap hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia pada hewan model tikus yang diinduksi dengan propiltiourasil (PTU) dan diet tinggi lemak. Dangke dibuat dengan memanaskan susu sapi, ditambahkan getah pepaya hingga menggumpal, dicetak dan difermentasi hingga 3 hari. Induksi hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia dilakukan pada 30 ekor tikus menggunakan PTU dan kuning telur bebek lalu diberi pakan tinggi lemak selama 28 hari dan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol tanpa intervensi, kelompok intervensi dangke (0,5, 1 dan 1,5 g per 200 g bobot tikus), serta kontrol intervensi simvastatin (0,2 mg). Pemberian intervensi dangke maupun simvastatin diberikan 14 hari post induksi hiperlipidemia. Nilai kadar kolesterol total dan trigliserida serum setiap kelompok dibandingkan dengan kontrol normal (n=6). Pada kelompok yang diberi terapi dangke menunjukkan penurunan kadar kolesterol total yang signifikan pada dosis 1 g dan 1,5 g, setara dengan pemberian simvastatin. Kadar trigliserida pada kelompok terapi dangke pada dosis 0,5 g dan 1 g menurun signifikan seperti halnya kelompok terapi simvastatin, tetapi tidak pada kelompok dosis 1,5 g. Dapat disimpulkan bahwa terapi dangke dengan dosis 1 gram per 200 gram bobot badan paling efektif menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida secara signifikan pada tikus yang diinduksi PTU dan diet tinggi lemak.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN FENOLIK TOTAL SERTA UJI PENGHAMBATAN DENATURASI PROTEIN DALAM SEDUHAN TEH BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.)
Ellsya Rawar, Ani Kristiyani, Intan Selvyanti Waruwu
Inflamasi merupakan bentuk respon perlindungan tubuh terhadap kerusakan sel atau jaringan tubuh. Inflamasi dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein. Senyawa flavonoid dan fenolik yang dikandung dalam tanaman memiliki aktivitas anti-inflamasi. Bunga telang (Clitoria ternatea L.) mengandung senyawa flavonoid dan fenolik. Bunga telang telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai minuman kesehatan dalam bentuk teh. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar fenolik total dan flavonoid total serta uji aktivitas penghambatan denaturasi protein dalam seduhan teh bunga telang. Metode penelitian meliputi pembuatan seduhan teh bunga telang, penentuan kandungan fenolik total dan flavonoid total, serta uji penghambatan denaturasi protein secara spektrofotometri UV-Vis. Pembuatan serbuk teh bunga telang dilakukan dengan pengeringan kelopak bunga telang dengan solar dryer, penyerbukan dengan blender, dan penyaringan dengan ayakan 42 mesh. Seduhan teh bunga telang dibuat dengan cara melarutkan serbuk teh dalam akuades panas dengan suhu 70 °C dan didiamkan selama 10 menit. Metode kolorimetri dengan reagen AlCl3 pada panjang gelombang 440 nm digunakan untuk menentukan kandungan flavonoid total. Reagen Folin-Ciocalteu secara spektrofotometri UV-Vis dengan penjang gelombang 770 nm digunakan untuk menentukan kandungan fenolik total. Uji penghambatan denaturasi protein secara dilakukan dengan menggunakan Bovine Serum Albumin sebagai protein yang didenaturasi dengan pemanasan pada 72 °C selama 5 menit dalam waterbath. Di dalam seduhan teh bunga telang, terdapat kandungan flavonoid total sebesar 3,24±0,0759 EK (mg/g sampel) dan fenolik total sebesar 2,60±0,0153 GAE (mg/g sampel). Nilai IC50 natrium diklofenak sebesar 3,37 ppm lebih kecil daripada nilai IC50 seduhan teh bunga telang sebesar 184,10 ppm. Seduhan teh bunga telang dengan konsentrasi 140 ppm memiliki presentase penghambatan denaturasi protein lebih dari 20%.
PREDIKSI TOKSISITAS SENYAWA JAMU ANTI-HIPERTENSI DENGAN RESEPTOR ANGIOTENSIN II TIPE 1 (AGTR1) SECARA IN SILICO
Rizky Lestari, Lusi Agus Setiani , Usep Suhendar
Penggunaan jamu antihipertensi dimasyarakat merupakan salah satu pengobatan hipertensi. Kombinasi tanaman sebagai antihipertensi terdiri dari Imperatae rhizoma, Centella herba, Pyllanthi herba, Orhosiphonis folium, Curcumae rhizoma, dan Apii graviolentis. Jamu diketahui bekerja secara sinergis pada banyak reseptor, salah satunya adalah reseptor AGTR1. Sebagai skrining awal keamanan jamu antihipertensi dilakukan prediksi toksisitas berdasarkan interaksinya pada reseptor. Penelitian ini bertujuan memprediksikan interaksi senyawa jamu antihipertensi terhadap reseptor AGTR1 (PDB ID: 4ZUD) dan memprediksi toksisitas senyawa dengan interaksi terbaik secara in silico. Terdapat 196 senyawa dalam jamu antihipertensi yang akan diskrining menggunakan parameter Lipinski’s Rule of Five (ROF). Autodock 4.2 digunakan untuk memprediksi interaksi 126 senyawa yang memenuhi ROF. Dari hasil penambatan diperoleh 14 senyawa dan diambil 5 senyawa dengan interaksi terbaik untuk diprediksikan toksisitas akut dengan nilai LD50 dan toksisitas kronisnya dengan parameter, karsinogen, mutagen, hepatotoksik, dan nefrotoksik menggunakan tools Ochem, Protox II, dan Toxtree. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan senyawa dengan interaksi terbaik adalah alnustone, hinokinin, nirtetralin, 3-O-cis-p-coumaroylkaempferol, dan hypophyllanthin. Hypophyllanthin memiliki interaksi terbaik dengan nilai konstanta inhibisinya 3,16 µM, energi bebas Gibbs (∆G) -7,5 kkal/mol, dan berikatan dengan 12 asam amino. Dari kelima senyawa tidak ada yang bersifat hepatotoksik; Senyawa alnustone diprediksi karsinogen mutagen; senyawa alnustone dan 3-O-cis-p-coumaroylkaempferol diprediksi nefrotoksik; serta senyawa hypophyllanthin dan nirtetralin diprediksi toksik dengan nilai LD50 500 mg/kg.
SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK BEBERAPA TUMBUHAN OBAT YANG DIGUNAKAN ETNIS DI SULAWESI SELATAN TERHADAP CELL LINE MCF-7 DAN T47D
Abdul Rahim, Gemini Alam, Rina Agustina, Sari Haryanti, Habibie, Muhammad Raihan, Ismail,...
Berbagai macam tumbuhan obat telah lama digunakan oleh para pengobat tradisional (battra) di beberapa etnis di Sulawesi Selatan untuk mengobati berbagai penyakit termasuk kanker. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan bukti ilmiah penggunaan tumbuhan obat yang biasa terdapat dalam ramuan obat tradisional untuk pengobatan kanker pada etnis di Sulawesi Selatan. Tahap awal penelitian dilakukan melalui pengujian mutu simplisia dan skrining aktivitas sitotoksik dari 11 tumbuhan obat terpilih yaitu Bambang epa (Cleome viscosa), Barrang-barrang (Drynaria quercifolia (L) J.Sm), Sereh dapur (Andropogun citratus L), Bu’ne (Antidesma bunius L.), Caleo (Jatropa curcas L.), Cambarinono, Korrong-korrong (Borreria ocymoides (Burm.F).CD), Minceng (Tithonia grandiflora (Hemsl.) A.Gay), Pelleng (Aleurites moluccanus L.), Pucuk Merah (Euphatorium triplinerve L) dan Porrok tongko menggunakan cell line kanker payudara yaitu MCF-7 dan T47D dengan metode MTT. Hasil skrining sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak daun minceng yang paling aktif dengan nilai IC50 sebesar 59,622 µg/ml untuk MCF-7 dan 35,313 µg/ml untuk T47D. Ekstrak Etanol daun Minceng kemudian dipartisi dengan etil asetat dan diuji kembali aktivitas sitotoksiknya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi yang larut etil asetat lebih aktif dibanding fraksi yang tidak larut etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 13,474 µg/ml pada MCF-7 dan 7,203 µg/ml pada T47D. Isolasi komponen kimia fraksi larut etil asetat dengan metode kromatografi cair vakum (KCV) diperoleh 7 fraksi, yaitu fraksi A, B, C, D, E, F dan G, dimana fraksi D yang paling aktif dengan nilai IC50sebesar 3,636 µg/ml pada MCF-7 dan 2,103 µg/ml pada T47D. Hasil identifikasi komponen kimia secara kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa fraksi D mengandung senyawa terpenoid. Berdasarkan hasil tersebut maka diduga senyawa aktif terhadap cell line MCF-7 dan T47D dari daun minceng adalah senyawa golongan terpenoid.
TINJAUAN SISTEMATIS EFEKTIFITAS DAN KEAMANAN OBAT FONDAPARINUX TERHADAP PASIEN COVID-19
Sariba Ari Julianty, Yayuk Sri Rahayu, Habibie , Elly Wahyudin, Akbar Bahar
Fondaparinux, yang secara kimiawi berhubungan dengan heparin berbobot molekul rendah, berpotensi digunakan dalam terapi antikoagulan untuk pasien COVID-19. Tinjauan sistematis ini dilakukan untuk menilai efektifitas dan keamanan terapi fondaparinux terhadap pasien COVID-19. Penelitian ini dilaporkan dengan mengikuti pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses (PRISMA). Kami menggunakan mesin pencari PubMed dan Embase untuk mencari artikel yang melaporkan efektivitas dan keamanan fondaparinux pada pasien COVID-19 yang diterbitkan hingga September 2022. Protokol penelitian ini telah terdaftar di PROSPERO (CRD42021237286). Data hasil penelitian disajikan secara deskriptif. Diantara 355 artikel yang teridentifikasi dari mesin pencarian PubMed dan Embase dan satu artikel dari penelusuran manual, ada lima artikel yang memenuhi syarat yang terdiri dari empat studi kohort retrospektif dan satu artikel studi laporan kasus. Semua artikel menyatakan bahwa fondaparinux (2,5 mg/hari) dapat memperbaiki kondisi klinis pasien COVID-19, sebanding dengan antikoagulan lain seperti Unfractioned Heparin (UFH) dan Enoxaparin, dalam mengatasi resiko koagulapati, resiko Venous Thromboembolism (VTE), meningkatkan kualitas pernapasan pasien, menurunkan nilai D-dimer, dan resiko kematian. Dari keseluruhan laporan, fondaparinux juga ditemukan sebagai obat dengan keamanan yang baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fondaparinux adalah kandidat terapi antikoagulan yang menjanjikan untuk pasien COVID-19. Namun, penelitian lebih lanjut dengan metodologi lebih baik masih dibutuhkan untuk memastikan potensi penggunaan fondaparinux sebagai antikoagulan pada COVID-19.