The effect of method and germination paper substrate on viability of Eucalyptus pellita F. Mull seed
Downloads
Downloads
Aryunis. (2009). Penuntun Pratikum Teknologi Benih. Jambi: Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Boland, J.D., Brooker, M.I.H., & Turnbull, J.W. (1980). Eucalyptus Seed. Australia: CSIRO.
Darwo, Suhendang, E., Jaya, I.N.S., Purnomo, H., & Pratiwi. (2012). Kuantifikasi kualitas tempat tumbuh dan produktivitas tegakan hutan tanaman Eukaliptus Di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 9(2), 83-93.
Doran, J.C. & Turnbull, J.W. (1997). Australian trees and shrubs : species for land rehabilitation and farm planting in the tropics. ACIARV Monograph No. 24, VII + 384p.
Forestry Tasmania. (2010). Eucalypt seed and sowing. Native Forest Silviculture Technical Bulletin 1. Forestry Tasmania, Hobart.
Hardiwinoto, S., Nurjanto, H.H., Nugroho, A.W., & Widiyatno. (2011). Pengaruh komposisi dan bahan media terhadap pertumbuhan semai pinus (Pinus merkusii). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 8(1), 9-18.
ISTA. (2010). International Rules for Seed Testing Edition 2010. Switzerland: International Seed Testing Association.
Kamil. (1982). Teknologi Benih I. Bandung: Penerbit Angkasa.
Leksono, B. (2010). Efisiensi seleksi awal pada kebun benih semai Eucalyptus pellita. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 7(1), 1-13.
Pramono, E. (2009). Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Bandarlampung: Universitas Lampung
Rahmawati, L. (2015). Validasi kertas CD sebagai media pada pengujian daya berkecambah benih jagung (Zea mays L.). Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur, 1(2), 51-54.
Rohandi, A. & Widyani, N. (2007). Pengaruh tingkat devigorasi dan kerapatan benih krasikarpa terhadap pertumbuhan semainya. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 4(1), 13-26.
Rohandi, A. & Widyani, N. (2009). Komposisi vigor kecambah tusam pada beberapa tingkat devigorasi dan kerapatan benih. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(5), 261-271.
Santoso & Purwoko. (2008). Pertumbuhan bibit tanaman pada berbagai kedalaman dan posisi tanam benih. Buletin Agronomi, 36(1), 70-77.
Saupe, S.G. (2009). Testing for Seed Viability. Plant Physiology (Biology 327). College of St. Benedict/St. John’s University; Biology Department; Collegeville.
Siregar, N. (2010). Pengaruh ukuran benih terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit gmelina (Gmelina arborea Linn.). Tekno Hutan Tanaman, 3(1), 1-5.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2011). Uji Benih Tanaman Hutan. Bagian 6 : Daya Berkecambah. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Suita, E. & Nurhasybi. (2009). Metode pengujian mutu fisik dan fisiologis benih pulai (Alstonia scholaris). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(2), 55-62.
Suita, E. & Bustomi, S. (2014). Teknik peningkatan daya dan kecepatan berkecambah benih pilang. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 2(1), 45-52.
Suhartati. (2007). Pengaruh perlakuan awal terhadap viabilitas benih sengon buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 4 (suplemen No. 1), 189-197.
Susilowarno. (2007). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Grasindo
Sutopo, L. (2010). Teknologi Benih. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suwarno, F. C. & Hapsari, I. (2008). Studi alternatif substrat kertas untuk pengujian viabilitas benih dengan metode uji UKDdp. Buletin Agronomi, 36 (1), 84 -91.
Widajati, E., E. Murniati, E. Palupi, T. Kartika, M.R. Suhartanto, & A. Qadir. (2012). Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor: IPB Press.
Yuniarti, N., Megawati, & Leksono, B. (2013). Teknik perlakuan pendahuluan dan metoda perkecambahan untuk mempertahankan viabilitas benih Acacia crassicarpa hasil pemuliaan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 2(1), 1-11.
Yuniarti, N., Megawati, & Leksono, B. (2015). Sortasi benih dengan ayakan untuk meningkatkan viabilitas benih Eucalyptus pellita F. Mull. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 4(1), 35-40.