Keteguhan Rekat Geser dan Keteguhan Lengkung Statis Kayu Laminasi dari Kayu Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vr.) dan Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) Berperekat Melamins Urea Formaldehida (MUF)
The Shear Bond and Bending Strength of Laminated Wood From Pine Wood (Pinus merkusii Jungh et de Vr.,) and Sengon Wood (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) Glued With Melamine Urea Formaldehyde (MUF)
DOI:
https://doi.org/10.24259/perennial.v20i1.33966Kata Kunci:
Kayu laminasi, Melamin formaldehida, Pinus, Sengon, Variasi lapisanAbstrak
Kayu laminasi sifat kekuatannya sangat dipengaruhi oleh penyusunan tiap lapisannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi lapisan kayu laminasi terhadap keteguhan rekat geser, modulus elastisitas (MoE) dan keteguhan patah (MoR) kayu laminasi dari jenis kayu Pinus (P) dan kayu Sengon (S) menggunakan perekat melamin urea formaldehid (MUF). Kayu lamina diuji menggunakan standar Jerman DIN, JAS 234-2007 dan SNI 7973-2013. Data pengujian 6 perlakuan variasi lapisan dianalisis keragaman dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 10 ulangan. Rataan keteguhan rekat geser kayu lamina tertinggi pada perlakuan G2 (Sengon-Sengon) sebesar 6.17 N/mm2 dapat memenuhi standar JAS 234-2007 (>5.4 N/mm2) sedangkan perlakuan G3 (Pinus-Sengon) sebesar 4.04 N/mm2 dan G1 (Pinus-Pinus) sebesar 2.78 N/mm2 tidak dapat memenuhi standar. Rataan MoE tertinggi pada A5 (P-S-S-P-P) sebesar 8584.27 N/mm2 dan terendah pada A3 (P-S-P) sebesar 6210.99 N/mm2 termasuk kode mutu E8 dan E6 pada Standar SNI 7973-2013. Rataan MoR tertinggi pada A4 (P-S-S-S-P) sebesar 73.23 N/mm2 dan terendah pada A5 (P-S-S-P-P) sebesar 61.98 N/mm2, semua perlakuan termasuk kode mutu E25 (>25 N/mm2) dan dapat memenuhi standar JAS 234-2007 (>36.0 N/mm2). Kayu laminasi dalam penelitian ini berdasarkan MoR termasuk kelas kuat III – II dan terletak diantara kelas kuat kayu Pinus (kelas kuat II) dan kayu Sengon (kelas kuat III).Unduhan
Referensi
APA. (2017). X440E - Glulam Product Guide. The Engineered Wood Association, Form No.X440E.
Apriliani, D., Fiesnanda, A., Putra, B., & Rahayu, W. W. (2021). Identifikasi Dan Inventarisasi Jenis Pohon Komersial Sebagai Investasi Jangka Panjang. February.
BSN. (2013). SNI 7973-2013 Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu. Badan Standardisasi Nasional.
Burhanuddin, V., Ulfah, D., & Emelya, R. (2016). Sifat Fisika dan Nilai Keteguhan Rekat Kayu Kecapi (Sandoricum koetjape Merr). Jurnal Hutan Tropis, 4(2), 145–153.
JAS. (2007). Japanese Agricultural Standard for Glued Laminated Timber. Japanese Agricultural Standard (JAS 234), 1152, 1–45.
Karlinasari, L., Nawawi, D., & Widyani, M. (2010). Kajian Sifat Anatomi dan Kimia Kayu Kaitannya dengan Sifat Akustik Kayu. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati Dan Fisik, 12(3), 110–116.
Kasmudjo. (2019). Peluang kayu mindi, pinus dan trembesi sebagai bahan mebel dan kerajinan. 182–192.
Kementerian LHK. (2020). Vademecum Kehutanan Indonesia 2020. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Mirza, H., Mahdie, M. F., Rahmat, G. A., Program, T., & Kehutanan, S. (2020). Sifat Fisik dan Mekanik Papan Partikel dari Serbuk Gergajian Kayu Sengon Laut (Paraserianthes falcataria) menggunakan Perekat PVAC Physical and Mechanical Properties of Particle Board of Sea Sengon (Paraserianthes falcataria) Wood Sawdust Using PVAC Adhes. Jurnal Sylva Scienteae, 03(5), 855–867.
Nurrachmania, M., & Sidabukke, S. (2020). Kualitas Laminasi Kayu Akasia (Accacia mangium) Menggunakan Perekat Isosianat. Menara Ilmu, 14(2), 57–67.
Pari, G., Roliadi, H., Setiawan, D., & Saepuloh, S. (2006). Komponen Kimia Sepuluh Jenis Kayu Tanaman Dari Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 24(2), 89–101. https://doi.org/10.20886/jphh.2006.24.2.89-101
PIKA. (2003). Mengenal Sifat-Sifat Kayu Di Indonesia dan Penggunaannya (Cetakan ke). Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Purwaningrum, T., Hamidah, S., & Yuniarti. (2019). Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Sifat Fisika Mekanika Balok Laminasi Kayu Galam (Melaleuca cajuputi). Jurnal Sylva Scienteae, 2(1), 155–163.
Risnasari, I., Azhar, I., & Sitompul, A. (2012). Karakteristik Balok Laminasi Dari Batang Kelapa (Cocos Nucifera L.) Dan Kayu Kemiri (Aleurites Moluccana Wild.) (Characteristics of Glued Laminated Beams of Coconut Trunk (Cocos Nucifera L.) and Candlenut Wood (Aleurites Moluccana Wild.). Foresta, 1(2), 79–87.
Santoso, A., & Malik, J. (2005). Pengaruh Jenis Perekat dan Kombinasi Jenis Kayu Terhadap Keteguhan Rekat Kayu Lamina (pp. 375–384). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Saparudin. (2010). Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang ( Pkl ) Di Pt. Cahaya Samtraco Utama Samarinda.
Sari, N. M., & Praja, E. E. (2006). Pengaruh Pola Sambungan dan Banyaknya Jumlah Lapisan terhadap Sifat Fisika dan Mekanika Papan Lamina Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.). Jurnal Hutan Tropis Borneo, 18, 33–38.
Sari, R. J. P. (2011). Karakteristik Balok Laminasi dari Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielson), Manii (Maesopsis eminii Willd.), dan Akasia (Acacia mangium Engl.). Institut Pertanian Bogor.
Sinaga, M., & Hadjib, N. (1989). Sifat Mekanis Kayu Lamina Gabungan dari Kayu Pinus dan Kayu Eucalyptus. Duta Rimba, 15.
Somadona, S., Sribudiani, E., & Elsa Valencia, D. (2020). Karakteristik Balok Laminasi Kayu Akasia (Acacia mangium) Dan Meranti Merah (Shorea leprosula) Berdasarkan Susunan Lamina dan Berat Labur Perekat Styrofoam. Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan, 15(2), 53–64. https://doi.org/10.31849/forestra.v15i2.5039
Supraptono, B. (2014). Perekatan Kayu, Perannya Dalam Industri Kayu (L. Y. Inayatuzzahrah (ed.); First Edit). Mulawarman University Press.
Utomo, R. B., & Dayadi, I. (2023). Pengaruh Jenis Perekat dan Pengerjaan Permukaan Bidang Rekat Terhadap Keteguhan Geser Rekat Laminasi Kayu Terap (Artocarpus elasticus Reinw. ex. Blume). Jurnal Atomik, 08(2), 71–76.
Wulandari, F. T., & Latifah, S. (2022). Karakteristik Sifat Fisika Dan Mekanika Papan Laminasi Kayu Bayur (Pterospermum diversifolium) Sebagai Bahan Substitusi Papan Solid. Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan, 17(2), 177–191. https://doi.org/10.31849/forestra.v17i2.9362.