AKTIVITAS ANTI JAMUR EKSTRAK KULIT KAYU Lannea coromandelica UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR PELAPUK KAYU Auricularia auricula- judae
Antifungal activity test of Lannea coromandelica tree bark extract to inhibit the growth of Auricularia auricula-judae
DOI:
https://doi.org/10.24259/perennial.v18i2.24029Kata Kunci:
ekstrak kulit kayu; jamur pelapuk; Lannea coromandelica; pengawet kayuAbstrak
Meningkatnya perhatian terhadap lingkungan menyebabkan perlu adanya alternatif bahan pengawet pengganti bahan pengawet sintetis.Penggunaan ekstrak tumbuhan yang mengandung senyawa antifungal, dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan kimia pengawet kayu.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efikasi kulit kayu Lannea coromandelica terhadap jamur pelapuk Auricularia auricula-judae dan memperoleh konsentrasi pengawet yang efektif yang nantinya dapat digunakan sebagai pengawet alami pada kayu asal hutan rakyat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahapan pertama dimulai dengan proses penyiapan bahan baku. Tahapan kedua adalah melakukan proses pengekstrakan kulit kayu jawa. Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah pengujian efektivitas anti jamur pada ekstrak kulit kayu jawa. Ekstrak kulit kayu jawa diuji pada berbagai konsentrasi yaitu 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm serta kontrol tanpa pemberian ekstrak. Setiap perlakuan dilakukan lima kali pengulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak kulit kayu jawa pada konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm dapat menghambat pertumbuhan jamur Auricularia auricula-judae.Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya hifa yang tumbuh selama 16 hari pengamatan.Unduhan
Referensi
Arista, A. S. W. (2021). Efektivitas Daun dan Buah Pinus Merkusii Sebagai Bahan Pengawet Anti Jamur Auricularia auricula-judae. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Budiyanto, A. (2015). Potensi Antioksidan, Inhibitor Tirosinase, dan Nilai Toksisitas dari Beberapa Spesies Tanaman Mangrove di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dewatisari, W., F., Rumiyanti, L., dan Rakhmawati, I. (2018). Rendemen dan Skrining Fitokimia pada Ekstrak Daun Sanseviera sp. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 17(3), 197-202.
Dwidjosaputro, O. (2010). Pengantar Mikologi. Penerbit Alumni. Bandung.
Haruna, N. (2018). Efek Ekstrak Metanol dan Partisi dari Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica Houtt. Merr.) terhadap Pertumbuhan Sel Hela dan MCF-7. Journal of Pharmaceutical Sciences. 1(2). doi: 10.24252/djps.v1i2.11338.
Ibrahim, S., dan Sitorus, M. (2013). Teknik Laboratorium Kimia Organik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kurniawati, A., A. Masharanti, dan I.S. Fauzia. (2016). Perbedaan Khasiat Anti Jamur Antara Ekstrak Etanol Daun Karsen (Muntingia Calabura L.) Dengan Nistatin Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Jurnal PDGI. 65(3). 7477.
Manuhuwa, E. (2007). Kadar Air dan Berat Jenis pada Posisi Aksial dan Radial Kayu Sukun (Artocarpus communis, J.R dan G.Frest),” Jurnal Agroforestri, 2(1), hal. 49–55.
Mardina, P. (2011). Pengaruh Kecepatan Putar Pengaduk dan Waktu Operasi pada Ekstraksi Tannin dari Mahkota Dewa. Jurnal Kimia. 5(2): 125-132.
Marisa, H. (1990). Pengaruh Ekstrak Daun Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Tesis Pasca Sarjana Biologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Mori, M., Aoyama, M., Doi, S., Kanetoshi, A., dan Hayashi, T. (1997). Antifungal Activity of Bark Extracts Of Conifers. Holz Als Roh- Und Werkstoff, 55, 130–132. https://doi.org/10.1007/BF02716394
Nurhayati, T., D., Aryanti, dan Nurjannah. (2009). Kajian Awal Potensi Ekstrak Spons Sebagai Antioksidan. Jurnal Kelautan Nasional. 2(2):43-51.
Panda, S. K., Brahma, S. dan Dutta, S. K. (2010). Selective antifungal action of crude extracts of Cassia fistula L.: A preliminary study on Candida and Aspergillus species’, Malaysian Journal of Microbiology. 6(1). pp. 62–68.
Priadi, T., Nandika, D., Sofyan, K., Achmad, Witarto, AB. (2010). Biodeteriorasi Komponen Kayu Rumah di Beberapa Daerah yang Berbeda Suhu dan Kelembabannya. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan. 3 (1):26-31.
Purwanto, B.E. (2007). Alokasi Bahan Baku Kayu untuk Keperluan Domestik. Seminar Hasil Penelitian Hasil Hutan. 25 Oktober 2007, Bogor, Indonesia.34.
Pusung, W.A., Hengky, P., & Tandi, S. (2016). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sambiloto (A. Paniculata Nees) sebagai Bahan Pengawet Alami Tomat dan Cabai Merah. Akademika Kimia. 5 Agustus 2016:146–152.
Rahmadani, F. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang kayu jawa (Lannea coromandelica) terhadap Bakteri Staphy aureus, Escherichia coli, Helicobacter pylori, Pseudomonas aeruginosa. Skripsi. Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sari, N. E. (2016). Pemanfaatan Ekstrak Biji Polyalthia Littoralis (Blume) Boerl sebagai Bahan Pengawet Kayu Anti Rayap. Institut Pertanian Bogor.
Sari, L. Dan Sutjipto, A. H. (2003). Daya Racun Ekstraktif Kulit Pucung terhadap Rayap Kayu Kering. Cryptotermes cynocephalus Light. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 2(1) : 16-20.
Septiadi, T., D. Pringgenies, O.K. dan Radjasa. (2013). Uji fitokimia dan aktivitas anti jamur ekstrak teripang keling (Holothuria atra) dari Pantai Bandengan Jepara terhadap Jamur Candida albicans. Journal of Marine Research.2 (2).76-84.
Subhisha, S. dan Subramoniam, A. (2005). Antifungal activities of a steroid from Pallavicinia lyellii a liverwort. (5). pp. 8–12.
Suprapti, S. dan Djarwanto, (2000). Kemampuan Sepuluh Isolat Jamur Dalam Melapukkan Kayu. Prosiding Seminar Nasional III. Fahutan UNWIM – Jatinangor.
Yanti, N., Samingan, dan Mudatsir. 2016. Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol gal manjakani (Quercus infectoria) terhadap Candida albicans. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1(1). 1-9.