ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN RISPERIDONE KOMBINASI DAN HALOPERIDOL KOMBINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ. DR. V. L. RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA
Nety Daud Karaeng, Andi Ilham Makhmud, Kristian Liaury
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat dan kronis yang signifikan dihubungkan dengan masalah kesehatan jangka panjang, sosial dan beban keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis efektivitas biaya penggunaan risperidone kombinasi dan haloperidol kombinasi pada pasien skizofrenia di RSJ. Prof. DR. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara pada bulan April-Juli 2018.Data dikumpulkan secara retrospektif dan prospektif. Efektifitas pengobatan diukur menggunakan instrumen Positive and Negative Scala Score (PANSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata biaya total kelompok risperidone kombinasi maupun haloperidol kombinasi secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=1,35). Outcome kilinik kelompok risperidone kombinasi berdasarkan persen penurunan PANSS signifikan lebih baik dibandingkan kelompok haloperidol kombinasi dengan nilai p = 0,002. Berdasarkan perolehan Rasio Efektifitas Biaya (REB) risperidone kombinasi menjadi pilihan yang dominan dibandingkan kelompok haloperidol kombinasi.
KAJIAN PENGGUNAAN CAPTOPRIL DAN RAMIPRIL TERHADAP PARAMETER FUNGSI GINJAL PADA PASIEN CHF
Asniar Pascayantri, Elly Wahyudin, Hasyim Kasim
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan inhibitor ACE (Angiotensin Converting Enzyme) yaitu captopril dan ramipril pada pasien CHF berdasarkan outcome terhadap parameter fungsi ginjal di bagian PJT (Pusat Jantung Terpadu) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perubahan inhibitor ACE terhadap parameter fungsi ginjal yang terjadi pada pasien CHF. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional non eksperimen dengan rancangan deskriptif-analitik, yang mencapai jumlah 40 orang sampel. Data yang dianalisis secara deskriptif dan statistik berupa parameter fungsi ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan inhibitor ACE kerja singkat yaitu captopril (6,25mg/8jam) adalah 20 orang (50%) dan yang mengunakan inhibitor kerja lama yaitu ramipril (5mg/24jam) sebanyak 20 orang (50%). Data parameter fungsi ginjal dianalisis dengan menggunakan SPSS 23 melalui tes distribusi normalitas dengan menggunakan uji Normality Kolmogorov-Smirnov yang diikuti dengan uji t-tes sampel berpasangan dan uji Multivariate One Way ANOVA. Hasil menunjukkan adanya perbedaan nilai sebelum dan sesudah terapi. Kejadian peningkatan fungsi ginjal lebih besar pada data serum kreatinin p<0,05 dibandingkan pada data ureum p>0,05 pada kedua kelompok terapi
Studi Pengaruh Dosis Dan Lama Penggunaan Terapi Aminoglikosida Terhadap Fungsi Ginjal
Cahyani Purnasari, Marianti A Manggau, Hasyim Kasim
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan aminoglikosida, yaitu streptomisin, gentamisin, dan kanamisin, terhadap fungsi ginjal pasien rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan melihat parameter fungsi ginjal yaitu kadar kreatinin dan ureum serum pasien. Metode untuk penelitian ini adalah penelitian observasional non eksperimen dengan rancangan deskriptif-analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara retrospektif, dan didapatkan 32 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
Berdasarkan uji statistik One Way ANOVA kadar kreatinin dan ureum dari ketiga kelompok obat tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan nilai (Ur, p=0.133 > 0,05; Cr, p=0.246 > 0,05). Dalam penelitian ini terlihat bahwa pada dosis penggunaan sekali sehari pada streptomisin dan kanamisin tidak terjadi peningkatan kadar kreatinin pasien, sedangkan pada kelompok pasien gentamisin yang diterapi dengan dosis terbagi (tiap 12 jam) terjadi peningkatan kadar kreatinin. Untuk lama penggunaan terapi, pada streptomisin hanya kelompok streptomisin kategori D (penggunaan terapi >31 hari) dan semua kelompok terapi gentamisin yang menunjukkan peningkatan kreatinin. Hal ini tampaknya diakibatkan oleh sifat nefrotoksik dari aminoglikosida meningkat seiring dengan lama terapi dan penggunaan dosis terbagi. Selain itu gentamisin juga merupakan jenis aminoglikosida yang lebih toksik dibandingkan dengan streptomisin dan kanamisin karena memiliki sifat kationik yang lebih tinggi.
Kata kunci : Aminoglikosida, streptomisin, gentamisin, kanamisin, kadar kreatinin, kadar ureum, fungsi ginjal.
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN CLOPIDOGREL TUNGGAL DAN KOMBINASI CLOPIDOGREL- ASPILET PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Nurul Inayah, Marianti A. Manggau, Yunus Amran
Aspilet dan Clopidogrel merupakan antiplatelet yang dapat digunakan tunggal maupun kombinasi, beberapa penelitian telah dilakukan dengan membandingkan efektivitas keduanya menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Di Indonesia, belum pernah dilakukan penelitian mengenai manfaat dan efek samping penggunaan Clopidogrel tunggal maupun kombinasi Clopidogrel-Aspilet. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas penggunaan Clopidogrel tunggal dan kombinasi Clopidogrel-Aspilet untuk mencapai nilai normal Protrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) serta perbaikan klinis berdasarkan Barthel Index (BI) dan melihat efek samping penggunaan terapi terhadap gastrointestinal. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional prospektif dan retrospektif. Jumlah sampel 26 pasien, terdiri dari penggunaan Clopidogrel tunggal (kelompok I) dan kombinasi Clopidogrel-Aspilet (kelompok II). Hasil pemeriksaan PT sebelum pemberian terapi, pada kelompok I (9,46+0,518) dan kelompok II (9,65+0,688) dengan nilai p=0,545, nilai APTT pada kelompok I (21,30+0,630) dan kelompok II (21,53+1,198), nilai p=0,920. Setelah memperoleh terapi tampak bahwa perubahan nilai PT terhadap kelompok I (11,38+1,120) dan kelompok II (11,00+0,912) memperlihatkan tidak ada perbedaan bermakna diantara keduanya (p=0,396). Demikian juga nilai APTT terhadap kelompok I (24,46+1,853) dan kelompok II (23,61+2,063), nilai (p=0.186). Outcome klinis berdasarkan BI pada kelompok I dan II memberikan efek yang sama dengan nilai p sebelum pemberian 0,685 dan setelah pemberian p=0,297. Berdasarkan kejadian efek samping pada kelompok I sebanyak 3 pasien (23,1%) dan kelompok II sebanyak 10 pasien (76,9%) mengalami nyeri ulu hati, dengan nilai p=0,006. Dari penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa, penggunaan terapi Clopidogrel 75 mg tablet tunggal lebih efektif dibandingkan dikombinasi dengan Aspilet 80 mg chewable
Daun Sirsak merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak posisi daun dan aktivitas antibakteri. Masing-masing bagian daun sirsak dimaserasi menggunakan etanol 70% menggunakan perbandingan 1:7 kemudian dilanjutkan pengujian antibakteri, analisis kualitatif menggunakan UFLC. Aktivitas antibakteri menggunakan metode Disc Diffusion Kirby-Bauer menggunakan medium MHA dengan waktu inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonasaeroginosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pucuk sirsak yang paling baik aktivitas antibakteri terdapat pada bagian pucuk yang memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus sebesar 12,73 mm dan Pseudomonas aeruginosa sebesar 11,83 mm.
PENETAPAN KURVA STANDAR SENYAWA TETRA HIDROXY ETHYL DISULPHATE (THES) DALAM PLASMA MARMUT (Cavia porcellus) MENGGUNAKAN KCKT
Tuti Handayani Zainal, Elly Wahyudin, Yusnita Rifai
Tetra hydroxy ethyl disulphate (THES) merupakan kandidat obat baru sebagai antibiotik yang memiliki mekanisme kerja yaitu ligan sulfat yang ada pada THES akan mengikat peptidoglikan yang ada pada dinding sel bakteri menyebabkan kerusakan pada membran dinding sel bakteri. Senyawa THES ini sangat potensial untuk mengatasi resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kurva regresi linier dalam plasma marmut (Cavia porcellus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pada bulan Mei- September 2018. Penelitian ini menggunakan marmut jantan dengan bobot 400-600 gram. Pengambilan plasma darah marmut melalui vena cava. Pengukuran kadar THES dalam plasma marmut (Cavia porcellus) menggunakan instrumen HPLC pada panjang gelombang 254 nm, fase gerak Asetonitril : Buffer fostat dan fase diam ODS C18 dengan laju alir 1mL/menit. Hasil penelitian menunjukkan seri konsentrasi THES dalam plasma marmut (Cavia porcellus)10 mg/L, 20 mg/L, 30 mg/L, 40, mg/L, dan 50 mg/L berturut- turut diperoleh luas area kromatogram 37878, 27582, 82582, 111490, 157286 sehingga koefisien korelasi THES dalam plasma secara in vitro sebesar r= 0.91 dengan persamaan y = 3227,2x - 13454 dan diperoleh waktu retensi 2,3 menit. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kadar THES dalam plasma marmut (Cavia porcellus) memenuhi uji linieritas dalam matriks biologis.
POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens) TERENKAPSULASI MALTODEXTRIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KADAR MDA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) JANTAN YANG DIINDUKSI CCl4
Sulfiyana H. Ambo Lau, Sartini Sartini, Subehan Lallo
CCl4 merupakan senyawa yang dapat mengakibatkan toksisitas. Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa antioksidan yang memiliki banyak berpotensi dalam bidang pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antioksidan ekstrak etanol daun sambung nyawa (Gynura procumbens) yang dienkapsulasi maltodextrin terhadap kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus novergicus) jantan yang diinduksi CCl4. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus Wistar jantan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok 1 (kontrol sehat), kelompok 2 (CCl4), kelompok 3 (CCl4 + ekstrak 150mg/kgBB), dan kelompok 4 (CCl4 + ekstrak 300mg/kgBB). Kadar MDA diperiksa sebelum dan setelah 14 hari perlakuan. Hasil pengujian dimana ekstrak etanol daun sambung nyawa mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan terpenoid, serta kadar flavonoid total dan polifenol totalnya masing-masing yaitu 0,482% dan 2,12 %. Pengujian awal rata-rata kadar MDA tidak berbeda signifikan. Peningkatan kadar MDA yang signifikan (p<0,05) terjadi setelah perlakuan hari 14. Pemberian ekstrak dosis 150mg/kgBB dan 300mg/kgBB mencegah peningkatan kadar MDA secara signifikan, namun dosis 300mg/kgBB paling efektif menghambat peningkatan kadar MDA. Kesimpulannya bahwa ekstrak etanol daun sambung nyawa terenkapsulasi maltodextrin mampu mencegah peningkatan aktivitas peroksidasi lipid MDA paling baik pada dosis 300mg/kgBB
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) TERHADAP PERUBAHAN KADAR PROTEIN TOTAL DAN ALKALI FOSFATASE PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK
Fauziah Amin, Nur Inda Yanti, Sartini Sartini, Sumarheni Sumarheni
Temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) telah banyak digunakan secara tradisional sebagai pengobatan penyakit. Temu putih diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang berpotensi memperbaiki kerusakan sel. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi efek ekstrak temu putih (ETP) melalui perubahan kadar protein total dan alkali fosfatase (ALP) pada tikus yang dipaparkan asap rokok. Sebanyak 15 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok (n=3) yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok induksi asap rokok dan ETP 70 mg/200gBB, kelompok induksi asap rokok dan ETP 105 mg/200gBB, dan kelompok pemberian ETP 105 mg/200gBB. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Pada hari ke-0 dan hari ke-30, diambil darah tikus untuk mengevaluasi perubahan kadar protein total dan ALP. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ETP secara peroral pada hewan coba tikus yang telah dipaparkan asap rokok menurunkan kadar protein total secara signifikan dengan nilai p=0,038 dan 0,004 (p<0,05) masing-masing setelah pemberian ETP dosis 70 mg/200gBB dan 105 mg/200gBB. Pemberian dosis yang sama juga menunjukkan signifikansi penurunan kadar ALP dengan nilai p= 0,003 dan 0,001 (p<0,05) pada tikus yang terpapar asap rokok. Kesimpulan penelitan ini adalah ekstrak temu putih 70 mg/200gBB dan 105 mg/200gBB dapat menurunkan kadar protein total dan ALP tikus yang terpapar asap rokok selama 30 hari.