PENINGKATAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ORAL MELALUI KALENDERISASI KEMASAN OBAT
Ilil Maidatuz Zulfa, Widya Handayani
Ketidakpatuhan dalam penggunaan antibiotik dapat meningkatkan resistensi bakteri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menggunakan antibiotik adalah lupa, sibuk, dan kurangya pengetahuan. Beberapa penelitian pengembangan upaya peningkatan kepatuhan telah dilakukan seperti pemberian informasi, edukasi, dan konseling yang terbukti dapat meningkatkan kepatuhan penggunaan antibiotik. Namun, hal tersebut terkadang sulit dilakukan terlebih pada fasilitas kefarmasian dengan workload yang tinggi. Sebuah inovasi kalenderisasi kemasan obat telah diterapkan pada pasien hipertensi dan terbukti meningkatkan kepatuhan penggunaan obatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kalenderisasi kemasan antibiotik pada kepatuhan pasien dalam menuntaskan terapi antibiotiknya. Studi dilakukan pada pasien usia 19-55 tahun yang menebus resep antibiotik oral tunggal jangka pendek (<7 hari), tidak mengkonsumsi lebih dari 5 obat per hari, dan bersedia bergabung dalam penelitian. Pasien dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok dengan kalenderisasi pada kemasan antibiotiknya. Kepatuhan penggunaan antibiotik diukur dengan metode pill count pada hari seharusnya antibiotik habis. Jumlah pasien yang patuh akan dibandingkan dari kedua kelompok tersebut. Hasil menunjukkan sebanyak 23(92,00%) pasien patuh dalam menggunakan antibiotiknya dalam kelompok kalenderisasi sementara dalam kelompok kontrol hanya sebanyak 6 pasien (24,00%). Perbedaan jumlah tersebut menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik sehingga dapat disimpulkan kalenderisasi kemasan obat dapat mempengaruhi kepatuhan penggunaan antibiotik jangka pendek. Namun, studi lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih besar, randomisasi, dan perhitungan sisa obat secara langsung perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini.
STUDI PRAKLINIK EFEK SIMVASTATIN, ROSUVASTATIN, DAN FENOFIBRAT TERHADAP KADAR LAKTAT DEHIDROGENASE PADA TIKUS BETINA YANG DIINDUKSI KONTRASEPSI ORAL DAN DIET TINGGI LEMAK
Yulia Yusrini Djabir, Yani Pratiwi, Muh Akbar Bahar
Penggunaan pil kontrasepsi dapat menyebabkan peningkatan inflamasi yang terkait dengan resiko penyakit degeneratif pada wanita. Laktat dehidrogenase (LDH) merupakan biomarker peningkatan inflamasi dan kerusakan jaringan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pil kontrasepsi oral serta mengevaluasi efektivitas dari simvastatin, rosuvastatin, dan fenofibrat terhadap penurunan kadar LDH pada tikus betina (Rattus novergicus). Tikus (n=20) dibagi menjadi empat kelompok yaitu satu kelompok kontrol (pil kontrasepsi, pakan diet tinggi lemak dan NaCMC 0,5%), dan tiga kelompok perlakuan yang diberi pil kontrasepsi, pakan diet tinggi lemak dan obat uji: simvastatin (0,21 mg/kgBB), rosuvastatin (0,514 mg/kgBB) atau fenofibrat (8,246 mg/kgBB). Pemberian pil kontrasepsi dan pakan diet tinggi lemak dilakukan 30 hari.Pada hari ke-31, tikus diberi pengobatan sesuai kelompok perlakuan: kelompok kontrol diberikan plasebo (NaCMC), dan ketiga kelompok perlakuan, masing-masing diberikan obat uji simvastatin (0,21 mg/kgBB), rosuvastatin (0,51 mg/kgBB) serta fenofibrat (8,246 mg/kgBB) selama hari ke-30 hingga hari ke-60. Hasil menunjukkan bahwa pemberian pil kontrasepsi dan pakan diet tinggi lemak selama 30 hari menyebabkan peningkatan LDH pada semua kelompok tikus dan mencapai nilai signifikan pada kelompok simvastatin, rosuvastatin, dan fenofibrat (P<0,05). Setelah pemberian pengobatan selama 30 hari, kelompok simvastatin, rosuvastatin, maupun fenofibrat mengalami penurunan kadar LDH berturut-turut sebesar 25,8%, 27,1%, dan 27,9%. Penurunan kadar LDH dari ketiga jenis terapi tidak berbeda signifikan secara statistik. Dapat disimpulkan bahwa baik simvastatin, rosuvastatin maupun fenofibrat memiliki potensi menurunkan kadar LDH yang setara pada hewan model inflamasi sistemik yang diinduksi kontrasepsi oral dan diet tinggi lemak.
SINTESIS, KARAKTERISASI STRUKTUR, DAN KAJIAN MOLECULAR DOCKING SENYAWA 4’-METOKSI FLAVONOL SEBAGAI INHIBITOR MAIN PROTEASE (MPro) SARS-CoV-2
Ihsan Ikhtiarudin, Nesa Agistia, Neni Frimayanti, Enda Mora, Rahma Dona, Nofriyanti, Rosnita Dewi...
Main protease (MPro) merupakan salah satu protein yang memiliki peran penting dalam proses replikasi virus SARS-CoV-2. Beberapa studi in silico dan in vitro telah menunjukkan bahwa senyawa flavonoid baik alami maupun sintetis memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai antivirus SARS-CoV-2. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 4'-metoksi flavonol dan mengeksplorasi potensinya sebagai inhibitor MPro SARS-CoV-2. Sintesis dilakukan menggunakan senyawa awal 2'-hidroksi-4-metoksi kalkon melalui reaksi Algar-Flynn-Oyamada (AFO) dengan metode pengadukan (stirring method). Selanjutnya, kajian molecular docking dilakukan menggunakan struktur kristal MPro SARS-CoV-2 yang diunduh dari website RCSB Protein Data Bank (PDB ID: 6M2N). Hasil sintesis senyawa 4'-metoksi flavonol diperoleh rendemen produk sebesar 37,72 % dan struktur produk hasil sintesis telah dikonfirmasi melalui analisis spektroskopi UV-Vis, FT-IR, dan 1H NMR. Selanjutnya, hasil kajian molecular docking menunjukkan bahwa senyawa 4’-metoksi flavonol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan dua residu penting pada sisi aktif 6M2N, yaitu Glu166 dan Gln189, dengan nilai energi bebas ikatan sebesar -7,13 kcal/mol dan nilai RMSD sebesar 1,45. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa senyawa 4'-metoksi flavonol dapat terikat dengan lebih mudah pada sisi aktif MPro SARS-CoV-2 dibandingkan dengan baicalein sebagai senyawa flavonoid pembanding yang telah terbukti secara in vitro dapat menghambat aktivitas proteolitik MPro SARS-CoV-2.
ANALISIS KOMBINASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Nurhidayah, Elly Wahyudin, Hasyim kasim
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama di dunia, sementara dislipidemia merupakan faktor risiko tersering dari penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kombinasi obat serta profil pengobatan yang digunakan pada pasien jantung koroner di RS Universitas Hasanuddin Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan metode cross sectional yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2021-Mei 2021 di RS Universitas Hasanuddin Makassar. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pasien PJK menunjukkan jumlah pasien laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu sebesar 76 pasien (58,5%), jumlah pasien terbanyak pada kelompok usia 61-80 tahun sebesar 73 pasien (56,2%), dan pasien dilihat dari lama hari rawatnya 1-7 hari sebanyak 107 pasien (82,3%). Penyakit dislipidemia merupakan penyakit penyerta terbanyak yang ditemukan pada 109 pasien (83,3%). Kombinasi obat yang paling sering diberikan pada pasien jantung koroner yaitu antihipertensi, antitrombotik, penurun kolesterol (40,76%), serta ditemukan beberapa obat yang berinteraksi secara farmakodinamik.
EVALUASI PENGGUNAAN TERAPI ANTIBIOTIK EMPIRIS TERHADAP LUARAN KLINIS PASIEN PNEUMONIA KOMUNITAS RAWAT INAP
Sukriya AB Pangeran, Marianti A. Manggau, Irawaty Djaharuddin
Pneumonia komunitas merupakan penyakit infeksi pada parenkim paru-paru yang mengancam jiwa sehingga dapat diberikan terapi antibiotik empiris. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai DDD dan kualitas penggunaan terapi antibiotik empiris menggunakan metode Gyssens pada pasien pneumonia komunitas rawat inap serta hubungannya terhadap luaran klinis pasien di RSUD Kota Makassar. Penelitian ini bersifat observasional dengan pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis pasien usia >19 tahun yang memenuhi kriteria inklusi periode Januari 2018-Desember 2019. Dikumpulkan data karakterisik pasien, pengobatan dan luaran klinis pasien setelah pemberian antibiotik. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan dilanjutkan uji Chi square untuk menganalisis hubungan penggunaan antibiotik dengan luaran klinis pasien. Karakteristik pasien yang beresiko yaitu usia, jenis kelamin, jumlah obat dan komorbid turut dianalisis. Hasil evaluasi kuantitatif antibiotik bahwa seftriakson memiliki DDD tertinggi yaitu 44,9 DDD/100 patient-days, pada evaluasi kualitatif dari 74 sampel sebanyak 14 pasien (18,9%) memenuhi kategori ketepatan pemberian antibiotik (kategori 0) dan ketidaktepatan pemberian antibiotik pada kategori IVa sebanyak 50 pasien (67,6%), kategori IVb sebanyak 9 pasien (12,2%) dan kategori IIa sebanyak 1 pasien (1,4%). Uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara jumlah dan ketepatan penggunaan terapi antibiotik empiris terhadap luaran klinis pasien pneumonia komunitas pada periode Januari 2018-Desember 2019. Pasien yang memiliki komorbid baik yang berkategori infeksi maupun kategori infeksi dan non infeksi merupakan faktor resiko yang memiliki hubungan yang bermakna dengan luaran klinis pasien pada periode tersebut.
RASIONALITAS ANTIBIOTIK EMPIRIS PADA PASIEN HOSPITAL ACQUIRED PNEUMONIA (HAP) DI RSUD PROVINSI NTB
Fitri Apriliany, Recta Olivia Umboro, Vera Fitriya Ersalena
Penyakit infeksi masih tetap merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Tingginya prevalensi penyakit infeksi di Indonesia disebabkan karena penggunaan antibiotik yang secara luas dan tidak tepat/tidak rasional. Salah satu indikator mutu program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit adalah evaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik empiris pada pasien HAP di RSUD Provinsi NTB dan melihat pengaruh karakteritik terhadap outcome. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif dari data rekam medik pasien pada Januari 2019-Desember 2020. Kriteria inklusi meliputi pasien ICU dengan diagnosa HAP, usia ≥ 15 tahun, memiliki catatan medis lengkap meliputi usia, hasil lab seperti leukosit, sputum, riwayat pengobatan, hasil pemeriksaan x-ray thorax dan parameter outcome klinik seperti TTV. Sedangkan kriteria Eksklusi yaitu pasien ibu hamil, pasien pulang paksa dan hari perawatan di ICU < 48 jam. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik multivariate. Pada penelitian ini didapatkan 64 pasien HAP yang masuk dalam kriteria inklusi. Hasil analisis rasionalitas penggunaan terapi antibiotik empiris menunjukkan 17,2 % masuk kategori rasional dan tidak rasional (82,8%). Hal ini menunjukkan bahwa rasionalitas antibiotik hasil analisis hubungan rasionalitas terhadap outcome klinik adalah terdapat hubungan yang signifikan antara rasionalitas penggunaan antibiotik empiris terhadap outcome klinik (p <0,05) dan pengaruh yang signifikan LOS dan kategori gyssens terhadap outcome klinis dengan nilai p <0,05, OR = 1,73 (95% CI 1,11-3,41) dan p <0,05, OR = 2,50 (95% CI 1,22-5,14)
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN SUNGKAI (Peronema cenescens Jack) TERHADAP FUNGSI GINJAL MENCIT PUTIH BETINA (Mus musculus Linn.)
Eva Melisa, Muhaimin, Yuliawati Yuliawati, Fathnur Sani K
Toksisitas akut merupakan pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi efek toksik yang akan muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sedian uji melalui mulut (oral) dalam bentuk dosis tunggal ataupun berulang dalam waktu 24 jam. Tanaman sungkai (Peronema cenescens Jack) adalah tanaman obat yang dipakai oleh sebagian masyarakat sebagai obat penurun demam, sakit gigi serta sebagai obat malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas dan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sungkai terhadap fungsi ginjal mencit. Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencit putih betina galur Swiss Webster. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 kelompok yang terdiri dari Kontrol negatif (Na CMC0,5%), P1 (175mg/kgBB), P2 (550mg/kgBB), P3 (1750mg/kgBB), dan P4 (5000mg/kgBB) ekstrak etanol daun sungkai. Parameter yang akan diamati adalah nilai LD50, kadar kreatinin serum dan nilai skoring kerusakan ginjal dengan metode skoring vanient kemudian data akan dianalisis dengan metode analisis statistik One Way ANOVA dan uji lanjut Duncan. Hasil pada penelitian menunjukkan kelompok perlakuan pada dosis 175-5000mg/kgBB tidak menyebabkan kematian pada hewan uji sehinga nilai LD50 ditentukan secara semu. Namun, pemberian ekstrak etanol daun sungkai memberikan pengaruh terhadap kerusakan ginjal dimana pada dosis 5000mg/kgBB terjadinya kerusakan dengan rata-rata nilai kreatinin 2,7mg/dL dan skor tingkat kerusakan ginjal hewan uji diperoleh nilai 3 dnegan nilai persentase kerusakan 97,26% merupakan skor kerusakan yang tinggi.
Buah duwet sebagai buah lokal Indonesia memiliki berbagai kandungan senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antioksidan, antidiabetes, dan antikanker. Buah duwet dapat diformulasikan kedalam sediaan granul effervescent untuk meningkatkan kemudahan penggunaan. Pada sediaan granul effervescent, penambahan konsentrasi asam dan basa yang tidak tepat dapat mempengaruhi sifat fisiknya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi asam sitrat dan natrium bikarbonat terhadap sifat fisik granul effervescent sari buah duwet. Metode pembuatan granul effervescent menggunakan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi asam sitrat dan natrium bikarbonat pada formula I (20% dan 26,25%), formula II (21,6% dan 28,35%), dan formula III (23,2% dan 30,45%). Granul effervescent yang terbentuk kemudian dievaluasi sifat fisiknya yang meliputi uji hedonik, kadar air, pH, kecepatan alir, sudut diam, dan waktu larut. Hasil pengujian analisis sidik ragam menunjukkan variasi konsentrasi asam sitrat dan natrium bikarbonat memiliki signifikansi (p ≤ 0,05) pada pengujian sifat fisik kadar air, pH, kecepatan alir dan waktu larut. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut, dapat disimpulkan bahwa variasi konsentrasi asam sitrat dan natrium bikarbonat berpengaruh terhadap keidealan sifat fisik dari granul effervescent sari buah duwet. Semakin tinggi konsentrasi asam sitrat dan natrium bikarbonat yang ditambahkan, semakin signifikan penurunan kadar air, pH, kecepatan alir, dan waktu larutnya. Namun, variasi konsentrasi asam sitrat dan natrium bikarbonat tidak menyebabkan adanya perbedaan sudut diam.
KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTA BAUBAU SULAWESI TENGGARA
Wa Ode Nur Hikmah Arif, Elly Wahyudin, Irawaty Djaharuddin
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit infeksi menular melalui udara yang paling mematikan. Penyakit TB disebabkan terutama oleh bakteri patogen Mycobacterium tuberculosis (Mtb ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien sebagai data pendukung untuk evaluasi tatalaksana terapi pada pasien TB paru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di Puskesmas Kota Baubau Sulawesi Tenggara sejak Desember 2020-Februari 2021. Sampel Penelitian berjumlah 49 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan bersumber dari data rekam medis, SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis) dan kuesioner. Data penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik SPSS. Hasil penelitian berupa data karakteristik pasien tuberkulosis paru di Puskesmas kota Baubau yang menunjukkan bahwa pasien tuberkulosis paru terbanyak pada jenis kelamin laki-laki (65,3%), umur 15-35 tahun (65,3%), pendidikan dasar dan menengah (73,5%), pekerjaan wiraswasta (51%), penghasilan >Rp 500.000 (75,5%), pemeriksaan akhir bulan ke enam BTA(-) (95,9%), pasien BTA(+) (4,1%), kepatuhan pasien (89,8%), pengetahuan responden tinggi (51%), efek samping obat terbanyak badan lemas (28,6%), mual (28,6%). Sebanyak (26,53%) pasien dengan penyakit penyerta dan 14,29% dengan keluhan gangguan asam lambung telah menerima Antasida.