Budidaya Ikan Bandeng dalam Keramba Jaring Apung di Muara Sungai Borongkalukua, Kabupaten Maros
Abstract
Ikan bandeng merupakan komoditas perikanan yang bersifat euryhalin (memiliki toleransi yang luas terhadap salinitas) dan dapat ditebar dengan kepadatan tinggi sehingga dapat dibudidayakan dalam keramba jaring apung (KJA) di laut dan muara sungai. Budidaya ikan bandeng dalam keramba jaring apung di muara sungai Borongkalukua sudah dilakukan sejak tahun 2.000 hingga sekarang. Unit KJA terdiri dari jaring dengan mesh size 1 inchi yang dipasang pada rangka rakit terbuat dari kayu kumia/bayam berukuran 4x4 m2 per petak yang diikatkan pada drum plastik sebagai pelampung. Penebaran benih ikan bandeng dengan berat awal 10 gr/ekor dilakukan pada bulan Maret dengan padat penebaran 2.500 ekor/petak. Pakan yang digunakan adalah mie apkir dan pakan komersil (pakan terapung) yang diberikan pada pagi dan sore hari. Panen dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 bulan dengan sintasan 85% dan berat akhir 250 gr/ekor atau produksi mencapai 540 kg/petak KJA dengan keuntungan per siklus sebesar Rp. 6.567.500. Kata kunci: Ikan bandeng, keramba jaring apung, muara sungai, BorongkalukuaDownloads
References
Anonim. 2007. Ikan bandeng potensial dibudidayakan dalam KJA di laut. https://ikanmania.wordpress.com/2007/12/31/ikan-bandeng-potensial-dibudidayakan-dalam-kja-di-laut/. Diakses tanggal 26 Maret 2018.
Arsyad, H. dan Sanusi, S. 1990. Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.). INFIS Manual Seri No. 11. Dirjen Perikanan, Jakarta. 56 hal.
Basyarie, A. 2001. .Teknologi pembesaran ikan kerapu Epinephelus spp. Dalam: Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Hal. 111-118.
Hendrajat, E.A. dan Mangampa, M. 2012. Mie apkir sebagai pakan alternatif untuk pendederan ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal). Prosiding Seminar Nasional Kelautan VIII "Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis IPTEKS untuk Kemakmuran Bangsa". Universitas Hang Tuah, Surabaya 24 Mei 2012. Hal. B1- 16-23.
Ismail, A., Poernomo, A., Sunyoto, P., Wedjatmiko, Dharmadi dan Budiman, R.A.I. 1993. Pedoman teknis usaha pembesaran ikan bandeng di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta. 93 hal.
Kordi. G dan Tancung, A. B. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta. Jakarta.
Kordi. G. 2009. Budidaya Perairan. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Mansyur, A. dan Tonnek, S. 2003. Prospek budi daya bandeng dalam karamba jaring apung laut dan muara sungai. Jurnal Litbang Pertanian, 22(3) :79-85.
Mudjiman, A. 1986. Budidaya Ikan di Sawah Tambak. CV. Simplex, Jakarta. 122 hal.
Rachmansyah, Tonnek, S, Ahmad T. 2002. Pemanfaatan perairan pesisir bagi pengembangan budi daya bandeng dalam karamba jaring apung di Teluk Pegametan, Gondol, Bali. Prosiding Konferensi Nasional III Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. Denpasar, 21-24 Mei 2002.
Utojo, Mustafa, A. dan Hasnawi. 2011. Peruntukan kawasan pesisir Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sebagai lokasi pengembangan budidaya tambak ramah lingkungan. Jurnal Riset Akuakultur 6: 325-339.
Zakaria. 2010. Petunjuk Tehnik Budidaya Ikan Bandeng. http://cvrahmat.blogspot.com/2011/04/budidaya-ikan-bandeng.html. Diakses tanggal 26 Maret 2018.