Identifikasi Sampah Laut Permukaan Kaitannya dengan Pola Arus di Perairan Pulau Barrangcaddi, Kota Makassar.
Abstract
Sampah laut (marine debris) merupakan bahan padat persisten yang sengaja atau tidak sengaja dibuang atau ditinggalkan ke dalam lingkungan laut. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis dan menghitung kelimpahan sampah makro terapung serta menjelaskan karakteristik oseanografi terkait pola sebaran sampah laut dan kaitannya dengan pola arus di perairan Pulau Barrangcaddi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai Maret 2020. Metode pengambilan sampel sampah laut terapung menggunakan neustone net ukuran mesh size 0,5 mm dan luas bukaan jaring 150 cm x 50 cm, kemudian dipasang pada bagian belakang perahu lalu ditarik dengan kecepatan ±5 knot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sampah laut terapung ukuran makro yang didapatkan di perairan Pulau Barrangcaddi pada musim timur dan musim barat didominasi oleh sampah makro berjenis plastik, kemudian diikuti oleh busa plastik, logam, kertas dan kardus, dan kayu. Rata-rata kelimpahan jumlah sampah makro pada musim timur adalah 14.833potong/km2 dan rata-rata kelimpahan berat sebesar 280.270 gram/km2 sedangkan kelimpahan jumlah sampah makro pada musim barat adalah 11.333 potong/km2 dan rata-rata kelimpahan berat sebesar 82.636 gram/km2. Kelimpahan sampah makro pada musim timur lebih tinggi dibandingkan dengan kelimpahan sampah makro pada musim barat. Akumulasi sampah makro yang tersebar diduga kuat terbawa oleh arus permukaan laut akibat intensitas hembusan angin musim timur serta diperkuat letak perairan Pulau Barrangcaddi dekat dengan daratan kota Makassar, sehingga sampah makro yang terbawa oleh angin dan arus cenderung ke utara selama periode musim timur.Downloads
References
Assuyuti, Y.M., Zikrillah, R.B., Tanzil, M.A., 2018. Distribusi dan Jenis Sampah Laut serta Hubungannya terhadap Ekosistem 35, 91–102. https://doi.org/10.20884/1.mib.2018.35.2.707
Compa, M., March, D., Deudero, S., 2019. Spatio-temporal monitoring of coastal floating marine debris in the Balearic Islands from sea-cleaning boats. Mar. Pollut. Bull. 141, 205–214. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2019.02.027
Djaguna, A., Pelle, W.E., Schaduw, J.N.W., Hermanto, W.K., Rumampuk, N.D.C., Ngangi, E.L.A., 2019. Identifikasi Sampah Laut di Pantai Tongkaina dan Talawaan Bajo (Identification of Marine Debris on Tongkaina and Talawaan Bajo Beach). J. Pesisir dan Laut Trop. 7, 174–182.
Gordon, A.L., 2005. Oceanography of the Indonesian seas and their throughflow. Oceanography 18, 15–27. https://doi.org/10.5670/oceanog.2005.01
Lippiatt, S., Opfer, S., Arthur, C., 2013. Marine Debris Monitoring and Assessment. NOAA Tech. Memo. 88.
Lebreton, L.C.M., Greer, S.D., Borrero, J.C., 2012. Numerical modelling of floating debris in the world’s oceans. Mar. Pollut. Bull. 64, 653–661. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2011.10.027
Nadir, F., 2020. Identifikasi Sampah Laut (Marine Debris) Pada Ekosistem Padang Lamun di Pulau Barrangcaddi. Skripsi. Ilmu Kelautan fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Kota Makassar.
NOAA, 2015. Turning the Tide on Trash: A Learning Guide on Marine Debris..
Van Cauwenberghe, L., Janssen, C.R., 2014. Microplastics in bivalves cultured for human consumption. Environ. Pollut. 193, 65–70. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2014.06.010