Komposisi Mineral Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.) dan Kakatua (Scarus sp.) dengan Perendaman Asam
Abstract
Poduksi ikan kakap merah dan ikan kakatua biasanya dihasilkan limbah sebesar 58,5% diantara limbah tersebut terdapat sisik yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sisik ikan memiliki kandungan mineral dan dapat digunakan untuk produk pangan, namun kendalanya bau amis, bau amis ini biasanya dihilangkan sengan penggunaan asam jeruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral makro dan mineral mikro dari sisik ikan kakap merah (Lutjanus sp.) dan sisik ikan kakatua (Scarus sp.) segar yang diberikan perlakuan perendaman larutan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lemon kasturi (Citrus mitis). Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan secara objektif, meliputi parameter analisa mineral makro (Kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), natrium (Na), dan Kalium (K)) dan mineral mikro (Besi (Fe), Iodium (I), tembaga (Cu), dan seng (Zn)).Penelitian ini menggunakan tiga perlakuan yaitu sisikikan segar, sisik ikan rendaman C .microcarpa dan, sisik ikan rendaman C. aurantifolia kemudian semuanya dipresto. Hasil analisis menunjukan sisik ikan kakap merah dan sisik ikan kakatua mengandung 9 jenis mineral yang terdiri atas 5 jenis mineral makro dan 3 jenis mineral mikro. Kandungan mineral makro tertinggi terkandung pada sisik ikan kakap merah (Lutjanus sp.) yang diberikan perlakuan perendaman asam C. Aurantifolia yaitu Kalium sebesar 157,09 mg/Kg dan yang terendah terdapat pada sisik ikan kakatua (Famili Scaridae) yang diberikan perlakuan perendaman asam C. Mitis, sebesar 0,36 mg/Kg. Pada mineral mikro kandungan tertinggi terdapat pada sisik ikan kakap merah (Lutjanus sp.) dengan perlakuan perendaman C. Mitis yaitu Seng dengan kandungan sebesar 59,22 mg/Kg dan yang terendah terjadi pada mineral Tembaga dimana rata-rata mengandung <0,25 mg/Kg.Kata kunci: sisik ikan, mineral makro dan mikroDownloads
References
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedamawati dan S. Budiyanto.,1989.Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB Press.
Casio, G. Ignatio, Fischer, Robert, Carrod dan A. Paul. 1982. Bioconversion of shellfish chitin waste. 47 (1);901
Darmono.1995.LogamdalamSistemBiologi Makhluk Hidup.Jakarta:Universitas IndonesiaPress.
Ersoy, B, and Ozeren A. 2009. The effect of cooking methods on mineral and vitamin contents of African catfish. Food Chemistry. 115:419-422
Harjono, R.M., Oswari, J., Ronardy, D.H., Santoso K, Setio M, Soenarno, Widianto G, Wijaya C, WinataI. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Khotami, A. I. 2009. Komposisi Mineral Makro dan Mikro Daging Udang Ronggeng (Harpiosquilla raphidea) Akibat Proses Perebusan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Muchtadi, D., Palupi, N.S., Astawan, M. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mulyani, Y. dan Farida. Pemanfaatan Limbah Sisik Ikan Kakap Merah Menjadi Keripik Ikan Kakap (Krisik Kakap). Jurnal. Studi Tataboga. Politeknik Negeri Balikpapan.
Nagai, T., Izumi, M., Ishii, M. 2004. Fish Scale Collagen ,Preparation and Parsial Characterization. International Journal of Food Science Technology. Pebruari 2004
Olson, R E, Broquist H P, Chichester C O, Darby W J, Stalvey R M. 1988. Pengetahuan gizi mutakhir: rmineral. Alih Bahasa (Nasution, A.H.). Gramedia. Jakarta
Palupi, N. S., Zakaria, F. R., & Prangdimurti, E. (2007). Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi pangan. Modul e-Learning ENBP .
Salamah, E., Purwaningsih, S., Kurnia, R. 2012. Kandungan Mineral Remis (Corbicula javanica) Akibat Proses Pengolahan. Jurnal Akuatika. 3(1).
Santoso, W. 2009. Komposisi Mineral Makro dan Mineral Mikro Daging Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Pada Berbagai Waktu Pemeliharaan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sediaoetama AD. 1993. Ilmu Gizi Untuk Masyarakat Dan Profesi di Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat