Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan https://journal-old.unhas.ac.id/index.php/peternakan <p><strong>Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan</strong> merupakan jurnal yang mewadahi publikasi hasil penelitian/studi di bidang peternakan meliputi: Produksi Ternak, Nutrisi dan Makanan Ternak, Teknologi Hasil Ternak, dan Sosial Ekonomi Peternakan. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun oleh Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin bekerjasama dengan Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia.</p> <p><strong>p-issn : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1268031371">2086-6216</a></strong> <strong> e-issn : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1438151213">2476-9444</a></strong></p> Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar en-US Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan 2086-6216 ESTIMASI ENERGI DAN PRODUK SAMPING FERMENTASI RANSUM BERBASIS INDEKS SINKRONISASI PROTEIN-ENERGI BERDASARKAN STOIKIOMETRI VOLATILE FATTY ACIDs: KAJIAN IN VITRO https://journal-old.unhas.ac.id/index.php/peternakan/article/view/32458 <p>Ransum berbasis indeks sinkronisasi protein-energi (SPE) merupakan pengembangan nutrisi ruminansia yang ditujukan pada optimalisasi sintesis protein mikroba (SPM). Optimalisasi SPM diupayakan dengan sinkronisasi ketersediaan ammonia dan energi melalui indeks antara 0-1. Semakin simultanya kedua senyawa tersebut diharapkan mampu meningkatkan kecernaan, produksi volatile fatty acid (VFA), dan estimasi energi yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung estimasi produksi energi dan produk samping pada ransum berbasis indeks SPE melalui stoikiometri pembentukan VFA. Materi penelitian adalah cairan rumen kambing jawa randu yang di ambil sesaat setelah ternak dipotong. Penelitian menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (Indeks ransum 0,55; 0,6; 0,65; dan 0,7) dan 4 ulangan. Estimasi energi dan produk hasil samping fermentasi dihitung berdasarkan stoikiometri pembentukan VFA. Data dianalisis dengan analisis variansi. Hasil menunjukkan bahwa ransum berbasis indeks SPE tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap semua variablel (estimasi energi reaktan, total produksi energi, efisiensi produksi energi, methane, energi terbuang, hidrogen, karbon dioksida, dan air). Disisi lain, penelitian menunjukkan bahwa ransum berbasis indeks SPE menghasilkan estimasi efisiensi produksi energi yang rendah, karena estimasi produksi methane yang tinggi. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi serat ransum, pembentukan asetat, serta H2 dan CO2.</p> Afduha Nurus Syamsi Hermawan Setyo Widodo Dewi Puspita Candrasari Yusuf Subagyo Merryafinola Ifani Lis Safitri Copyright (c) 2024 Afduha Nurus Syamsi, Hermawan Setyo Widodo, Dewi Puspita Candrasari, Yusuf Subagyo, Merryafinola Ifani, Lis Safitri https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 12 1 1 8 10.20956/jitp.v12i1.32458 PENERIMAAN PANELIS TERHADAP ES KRIM ALPUKAT https://journal-old.unhas.ac.id/index.php/peternakan/article/view/31272 <p>Buah alpukat memiliki daging buah dengan warna yang menarik, tidak manis namun beraroma khas, serta memiliki kandungan lemak yang tinggi. Kandungan lemak tinggi ini menjadikan alpukat berpotensi sebagai krim nabati dalam basis pembuatan es krim sehingga berfungsi memberikan aroma dan kontribusi rasa, serta untuk memberi tekstur halus pada es krim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan buah alpukat (Persea americana Mill) sebagai krim nabati terhadap kualitas organoleptik es krim. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi penambahan buah alpukat yang terdiri 4 (empat) taraf perlakuan, yaitu A=20%, B=40%, C=60%, dan D=80%. Konsentrasi buah alpukat berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap nilai organoleptik warna dan rasa namun berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap nilai organoleptik aroma dan tekstur. Es krim dengan kualitas organoleptik terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan alpukat pada konsentrasi 40% dengan karakteristik: warna 4,10 (suka); rasa 4,00 (suka); aroma 3,65 (suka); dan tekstur 3,46 (agak suka).</p> Chairil Anwar Irhami Irhami Ika Rezvani Aprita Irmayanti Irmayanti Mulla Kemalawaty Copyright (c) 2024 Chairil Anwar, Irhami Irhami, Ika Rezvani Aprita, Irmayanti Irmayanti, Mulla Kemalawaty https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 12 1 9 13 10.20956/jitp.v12i1.31272 NILAI KECERNAAN IN VITRO SILASE CAMPURAN RUMPUT KUME (Sorghum plumosum var. Timorense) DAN DAUN GAMAL (Gliricidiasepium) DENGAN LEVEL BERBEDA https://journal-old.unhas.ac.id/index.php/peternakan/article/view/31178 <p>ujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai kecernaan silase campuran rumput Kume dan daun gamal secara in vitro. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap, yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah : R0 = rumput Kume 60% : daun Gamal 40% ; R1 = rumput Kume 70% : daun Gamal 30% ; R2 = rumput Kume 80% : daun Gamal 20% ; R3 = rumput kume 90% : daun Gamal 10%, masing-masing perlakuan ditambahkan gula air 3%, sebagai pengawet. Parameter yang diamati dalam penelitian ini yakni nilai kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). Hasil penelitian menunjukkan nilai kecernaan bahan kering semakin meningkat seiring bertambahnya level daun Gamal dari nilai 58,66% (R3) hingga 63,00% (R0). Bertambahnya level daun Gamal juga menyebabkan kecernaan bahan organik meningkat, 61,34% (R3) menjadi 64,34% (R0). Bertambahnya level daun Gamal, juga mampu menurunkan BETN dari 40,67% pada R3 menjadi 40,33% pada R0. Dapat disimpulkan bahwa penambahan daun Gamal dalam campuran silase rumput Kume meningkatkan kecernaan bahan kering, dan bahan organik namun menurunkan BETN.</p> Alberth Nugrahadi Ndun Simon Edison Mulik Salden Eliazar Nifu Copyright (c) 2024 Alberth Nugrahadi Ndun, Simon Edison Mulik, Salden Eliazar Nifu https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 12 1 14 19 10.20956/jitp.v12i1.31178 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT SETARIA (Setaria sphacelata) PADA PEMOTONGAN PERTAMA https://journal-old.unhas.ac.id/index.php/peternakan/article/view/31338 <p>Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pemberian pupuk kandang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Setaria (<em>Setaria</em> <em>sphacelata</em>) pada pemotongan pertama. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan tiga kelompok. Pelakuan jenis pupuk kandang yang diberikan masing-masing: P0: tanpa pupuk kandang (kontrol), P1: 300 g feses ayam, P2: 300 feses sapi, dan P3: 300 g feses kambing. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, produksi segar dan produksi kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk dari feses ayam, sapi dan kambing, nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, produksi berat segar dan berta kering rumput jika dibandingkan dengan kontrol, akan tetapi ditemukan adanya perbedaan yang diamati diantara kelompok rumput yang mendapatkan jenis pupuk kandang berbeda.</p> Sri Rahayu Djoko Subagyo Khairul Murdani Copyright (c) 2024 Sri Rahayu, Djoko Subagyo, Khairul Murdani https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 12 1 20 24 10.20956/jitp.v12i1.31338 PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP MINAT MASYARAKAT BETERNAK SAPI BALI DI KECAMATAN NAPABALANO KABUPATEN MUNA https://journal-old.unhas.ac.id/index.php/peternakan/article/view/32683 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap minat masyarakat beternak sapi Bali di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penentuan lokasi secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna merupakan daerah dengan populasi sapi Bali terbanyak. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan variabel yang diamati adalah aspek sosial (faktor masyarakat, status sosial) dan aspek ekonomi (pendapatan peternak, sumber pendapatan, dan pemasaran). Nilai F hitung sebesar 5,863 lebih besar dari nilai F tabel (2,262). Nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,3999 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (&lt;0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dalam beternak sapi Bali.</p> Musram Abadi Amiluddin Indi Firmanto Firmanto Copyright (c) 2024 Musram Abadi, Amiluddin Indi, Firmanto Firmanto https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 12 1 25 32 10.20956/jitp.v12i1.32683 EVALUASI PEMBERIAN PROBIOTIK BIOMOL(+) TERHADAP ORGAN TUBUH NON KARKAS AYAM BROILER https://journal-old.unhas.ac.id/index.php/peternakan/article/view/25101 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik komersial (Biomol+) dalam pakan terhadap berat non-karkas ayam pedaging. Sebanyak 200 ekor anak ayam pedaging umur satu hari dibeli dari <em>breeder</em> lokal, ditempatkan secara acak ke dalam 20 unit kandang (1 x 1 m) yang masing-masing berisi 10 ekor anak ayam. Setiap kandang dilengkapi dengan sebuah tempat pakan, tempat minum, dan serbuk gergaji sebagai alas lantai. Percobaan dilakukan selama 35 hari berdasarkan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan pakan dan lima kali ulangan. Semua kelompok ayam diberi pakan komersial sebagai pakan basal dan disuplementasi dengan atau tanpa Biomol(+) sesuai dengan perlakuan berikut: P0, kelompok kontrol, diberi pakan komersial sebagai pakan basal, sedangkan P1, P2, dan P3 adalah pakan basal yang disuplementasi Biomol(+) pada level masing-masing 0,15%, 0,30%, dan 0,45%. Pada akhir periode percobaan, satu ayam dipilih dari tiap kelompok dan disembelih untuk pengukuran berat non-karkas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar persentase non-karkas tidak dipengaruhi oleh level penambahan Biomol (+). Persentase usus halus, usus besar, paru-paru, hati, ampela, pankreas, dan lemak abdominal tidak berbeda di antara kelompok perlakuan. Hanya persentase berat jantung yang diamati meningkat secara signifikan pada level Biomol(+) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sebagai kesimpulan, penambahan Biomol(+) dalam pakan ayam pedaging, tidak menunjukkan efek negatif pada kondisi non-karkas selama periode percobaan. Dengan mempertimbangkan parameter kinerja lainnya, penelitian ini menunjukkan bahwa Biomol(+) sebagai produk probiotik memiliki potensi sebagai agen pemacu pertumbuhan dalam sistem pemeliharaan ayam pedaging.</p> Ali Makmur Samadi Samadi Fita Ridhana Siti Rani Ayuti Copyright (c) 2024 Ali Makmur, Samadi Samadi, Fita Ridhana, Siti Rani Ayuti https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-30 2024-06-30 12 1 33 38 10.20956/jitp.v12i1.25101