TEKNOLOGI ALAT TANGKAP BUBU LIPAT RAMAH LINGKUNGAN BAGI NELAYAN DI DESA LANTEBUNG KOTA MAKASSAR
DOI:
https://doi.org/10.20956/pa.v8i2.19480Keywords:
Folding trap, escape gap, blue swimming crab, Lantebung villageAbstract
The trap used by the Lantebung community to catch crabs is a type of folding trap that is triangular with a frame made of iron and can be folded. The problem with using this trap is that it often catches small crabs (the carapace width <6cm) with very low economic value and mostly thrown away. The high intensity of the small crab utilization will threaten the crab’s sustainability. It is, therefore, necessary to transfer technology to obtain an environmentally friendly folding trap by providing an escape gap for small crab size. This PKM aimed to apply a friendly use folding trap technology for fishermen in Lantebung Village. The benefits of applying this friendly use folding trap technology a positive changes habitual from fishermen, an increase in income for fishermen’s families, and a sustainable management of crab resources in nature. The Community Service Activities (PKM) were carried out actively through counseling and demonstrations by fully involving the target audiences starting from counseling, implementation, and assistance in the field. The results of the PKM activity showed that there has been a change in behavior and an increase in knowledge of the target audiences, especially the suitable catch size for the crab. The trap evaluation results showed that the traps with escape gaps (B1) caught fewer juvenile crabs when compared to those without escape gaps. Therefore, the B1 traps can be used properly, and by the achievement of crab size targets. --- Bubu yang digunakan masyarakat Lantebung untuk menangkap rajungan adalah jenis bubu lipat yang berbentuk segitiga dengan rangka terbuat dari besi dan dapat dilipat Permasalahan dalam pemanfaatan alat tangkap bubu ini sering menangkap juga kepiting rajungan berukuran kecil (lebar karapaks <6cm)) yang belum memiliki nilai ekonomis dan dibuang begitu saja. Intensitas pemanfaatan rajungan yang tinggi akan mengancam kelestarian kepiting rajungan, untuk itu diperlukan transfer teknologi untuk mendapatkan alat bubu lipat yang ramah lingkungan dengan memberikan celah pelolosan. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk menerapkan teknologi alat tangkap bubu lipat yang ramah lingkungan bagi nelayan di Desa Lantebung. Manfaat dari penerapan teknologi alat tangkap bubu lipat ramah lingkungan ini adalah agar terjadi perubahan prilaku nelayan, dapat meningkatkan pendapatan nelayan bubu, pengelolaan sumberdaya rajungan di alam berkelanjutan Kegiatan PKM dilaksanakan secara aktif melalui penyuluhan dan demonstrasi dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan , implementasi dan pendampingan di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi perubahan prilaku dan peningkatan pengetahuan terutama ukuran rajungan layak tangkap.. Hasil evaluasi alat bubu diperoleh bahwa bubu dengan celah pelolosan (B1) lebih sedikit menangkap rajungan juvenile bila dibandingkan dengan tanpa celah pelolosan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bubu B1 ini dapat digunakan dengan baik dan sesuai dengan target capaian.Downloads
References
Effendy, S., Sudirman, S., Bahri, E., Nurcahyono, H., Batubara,, & Syaichudin. M. (2006). Petunjuk Teknis Pembenihan Rajungan (Portunus Pelagicus Linnaenus). Diterbitkan Atas Kerjasama Departemen Kealutan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Dengan Balai Budidaya Air Payau. Takalar.
Fortus, D., Krajcik, J., Charles , Dershimer, C. R., Marx, R. W. & Naaman, R. M., (2005) Design‐based science and real‐world problem‐solving, International Journal of Science Education, 27:7, 855-879, DOI: 10.1080/09500690500038165
Imran, A., & Ismail. (2016). Inventarisasi Mangrove di Pesisir Pantai Cemare Lombok Barat. JUPE; vol. 1. No.1.
Iskandar, M.D. (2010). Penuntun Praktikum Alat Penangkapan Ikan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. IPB.
Kangas, M.I. (2000). Synopsis of the Biology and Exploitation of the Blue Swimmer Crab, Portunus pelagicus Linnaeus, in Western Australia, Fisheries Research Report No. 121.
Kartawinata, K., Adisoemardjo, S., Oemodihardjo, S., & Tantra, I.G.M. (1979). Status pengetahuan hutan bakau di Indonesia Pros. Sem. Ekos. Hutan Mangrove: 21-39
Kurniasih, A., Irnawati, R., & Susanto, A. (2016). Efektifitas Celah Pelolosan Pada Bubu Lipat Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan di Teluk Banten., Jurnal Perikanan dan Kelautan, Volume 6 Nomor 2. Desember 2016, Halaman : 95 – 103
Ningrum, V.P., Ghofar, A., & Ain, C. (2015). Beberapa Aspek Biologi Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Betahwalang dan Sekitarnya. Jurnal Saintek Perikanan Vol.11 No.1 : 62-71
Pemerintah Kota Makassar. (2019). [online] Https://makassarkota.go.id/ geografis/ diakses tanggal 24 Desember 2021
Putri, R. L. C., Arista, D. P. F., & Taufik, Y. (2013). Analisis Perbandingan Jenis Umpan Adan Lama Waktu Perendaman pada Alat Tangkap Bubu Terhadap Hasil Tangkapan di Perairan Suradadi Tegal. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Jurusan Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. Vol 2(3): 51-60
Romimohtarto, K., & Juwana. (2009). Biologi Laut. Jakarta: Djambatan
Sudirman & Mallawa A., (2004). Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Muhammad Jamal, Andi Asni, Ihsan, Nadiarti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.