PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DESA PAPRINGAN UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN SAPI
DOI:
https://doi.org/10.20956/pa.v8i3.18428Keywords:
Cattle dung, papringan Village, organic fertilizer, youth organizationAbstract
Papringan village is one of the villages with the highest number of cattle in Banyumas district, Central Java. Waste from livestock, such as manure and leftover feed, has yet to be explicitly managed. The manure is left open so that when it rains, it is carried away by the water flow and pollutes the surrounding environment. The communication results with the head of the livestock group and the head of the Youth Group of Jangkar Mas VIII in Papringan Village showed great hope that they could manage livestock manure in Papringan Village into organic fertilizer. The initial survey conducted on March 31, 2021, through the distribution of Google Forms, showed that 51.4% of youth members had made fertilizer from organic waste, and 73% had made fertilizer from livestock manure. Based on the survey results, most members of the youth organization have made fertilizer from organic waste and livestock manure, so it has the potential to be developed to manage the production and marketing of organic fertilizer from livestock manure. The service activity began with outreach to members of youth organizations and farmer groups and was attended by the Head of Papringan Village. Furthermore, direct practice and assistance in manufacturing organic fertilizers are carried out. Organic fertilizer production uses livestock manure, straw, and fruit waste. Fertilizer production is carried out routinely twice weekly with a production target of 3.5 tons/month. --- Desa Papringan merupakan salah satu desa dengan jumlah ternak sapi terbanyak di kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Limbah dari peternakan seperti kotoran ternak dan sisa pakan selama ini belum dikelola secara khusus. Kotoran ternak tersebut dibiarkan terbuka sehingga ketika hujan terbawa aliran air dan mencemari lingkungan sekitar. Hasil komunikasi dengan ketua kelompok ternak dan ketua karang taruna Jangkar Mas VIII Desa Papringan menunjukkan besar harapan mereka dapat mengelola kotoran ternak di Desa Papringan menjadi pupuk organik. Survei awal yang dilakukan pada 31 Maret 2021 melalui penyebaran Google Form diperoleh hasil sebanyak 51,4% anggota karang taruna pernah membuat pupuk dari sampah organik dan 73% pernah membuat pupuk dari kotoran ternak. Berdasarkan hasil survei sebagian besar anggota karang taruna pernah membuat pupuk dari sampah organik dan kotoran ternak, sehingga berpotensi dikembangkan mengelola produksi dan pemasaran pupuk organik dari kotoran ternak. Kegiatan pengabdian diawali dengan penyuluhan kepada anggota karang taruna, kelompok peternak serta dihadiri Kepala Desa Papringan. Selanjutnya dilakukan pendampingan pembuatan pupuk organik. Produksi pupuk organik dilakukan dengan menggunakan bahan kotoran ternak, jerami serta limbah buah. Tujuan pengabdian untuk mengurangi limbah kotoran ternak serta untuk memberikan pengalaman kepada karang taruna mengelola limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik.Downloads
References
Adawiyah, W.R., Praptapa, A. & Mahfudi. (2017). Strategi pengembangan desa wisata berbasis masyarakat (community based rural tourism). Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII. 17-18 November 2017. pp.1072-1083.
Bambang. (2016). Pemetaan Potensi Desa di Kabupaten Banyumas. Ecces, 3 (2): 123-155.
Gahung, E.A., Gosal, T.A.M.R. dan Singkoh, F. (2017). Peran pemerintah dalam pemberdayaan pemuda di Desa Liwitung Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Eksekutif, 1 (1): 1-10.
Hartatik, W., Husnain, & Widowati, L.R. (2016). Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya Lahan 9(2): 107-120.
Kementrian Sosial RI. (2011). Pedoman Dasar Karang Taruna. Direktorat Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan Sosial, Jakarta.
Leana, Ni W.A., Oktaviani, E., Sulistyanto, P., dan Ullinuha, Z. (2021). Optimalisasi Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik dan Budidaya Sayuran di PP Al-Jamil, Purwokerto. Jurnal Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. 6 (1): 8-17.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta.
Saputro, D. D., Wijaya, B. R., & Wijayanti, Y. (2014). Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Pada Kelompok Ternak Patra Sutera. Rekayasa, 12 (2): 91-98.
Saputro, Y. S., Kismartini, & Syafrudin. (2015). Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Melalui Bank Sampah. Indonesian Journal of Conservation, 4 (1): 83-94.
Selintung, S., Sari, K., Djamaluddin, I., & Caronge, M. A. (2019). Sosialisasi dan Pendampingan Sistem Pengelolaan Sampah Menjadi Kompos Skala Sekolah di SD Inpres Kantisang, Tamalanrea. Jurnal Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 3(2), 113-124.
Suprianto, 2018. Kelola Sampah dari Sumbernya, Kebijakan Baru Pemkab Banyumas.http://rri.co.id/purwokerto/post/berita/615923/banyumas/kelola_sampah_dari_su mbernya_kebijakan_baru_pemkab_banyumas.html. Diunduh tanggal 25 Maret 2021.
Trivana L, Pradhana A. Y., Manambangtua, A. P. (2017). Optimalisasi Waktu Pengomposan Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing dan Debu Sabut Kelapa dengan Bioaktivator EM4. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 9 (1) : 16-24.
Ustriyana, I N.G. (2010). Analisis Nilai Tambah dan Pendapatan Usaha Pengeolahan Limbah Ternak: Studi Kasus di Desa Babahan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Dwijenagro, 1 (2): 1-5.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Rainy Giftamarini, Kholifatul Habsi, Lisa Dwi Lestari, Salsabila Rusdi Pratiwi, Inas Rohidatul Aisy, Suhadak, Alifatin Fadhilah, Aria Anugerah Mulia, Rani Alja Putri, Najrawati, Henda, Asih Purwanti Maulana, Galih Arif Rahmatullah, Ni Wayan Anik Leana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.