PENINGKATAN PERILAKU IBU DENGAN ANAK STUNTING USIA 0-24 BULAN MELALUI PENDAMPINGAN OLEH KADER KESEHATAN MENUJU KAMPUNG KB BEBAS STUNTING
DOI:
https://doi.org/10.20956/pa.v6i4.13422Keywords:
Stunting, knowledge, attitude, action, KB villageAbstract
Stunting is a nutritional health problem that shows the failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition. Liner growth failure in stunting is associated with increased morbidity and mortality. The service activities aim to foster and empower groups of toddlers as nutritional companions to increase mothers' knowledge, attitudes, and actions of mothers with stunting children aged 0-24 months to prevent and control stunting. The target audience is 80 mothers with stunted children aged 0-24 months, consisting of 40 mothers in the Kampung KB area of working area Padang Serai Health Center, Bengkulu City, and 40 mothers in the Kampung KB of the working area of Pasir Panjang Health Center, Kupang City. Community service results showed a significant increase in the knowledge, attitudes, and action of cadres under five in preventing stunting before and after the training. The cadres formed are fostered and involved in community empowerment activities in the working area of the Public health center. And there is an increase in the knowledge, attitudes, and actions of mothers under five in preventing stunting. Follow-up is needed for Cadres who are responsible for continuing activities in the target group until the age of 5 years with guidance by health workers by making regular mentoring schedules until the child is five years old. --- Stunting masih menjadi masalah kesehatan prioritas untuk dicegah dan ditanggulang karena penyebab dan dampaknya yang kompleks. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat menerapkan intervensi satu rumah satu meteran deteksi risiko stunting (MDRS). Tujuan kegiatan pengabdian untuk membina dan memberdayakan kelompok kader balita sebagai pendamping gizi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu balita stunting usia 0-24 bulan dalam pencegahan dan penanggulangan stunting. Kalayak sasaran adalah ibu balita stunting usia 0-24 bulan sebanyak 80 ibu yang terdiri dari 40 ibu baduta di Kampung KB Padang Serai Kota Bengkulu dan 40 ibu baduta di Kampung KB Pasir Panjang Kota Kupang. Hasil Pengabdian kepada masyarakat menunjukkan terjadi peningkatan signifikan pengetahuan dan sikap kader dalam pencegahan stunting sebelum dan sesudah pelatihan. Kader yang terbentuk dibina dan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja puskesmas. Terjadi peningkatan yang signifikan pengetahuan, sikap, serta tindakan Ibu baduta dalam pencegahan stunting. Perlu tindak lanjut untuk kader bertanggung jawab melanjutkan kegiatan pada kelompok sasaran sampai berusia 5 tahun dengan pembinaan oleh tenaga kesehatan dengan membuat jadwal pendampingan secara berkala sampai anak berusia 5 tahun.Downloads
References
Adistie, F., Lumbantobing, V. B. M., & Maryam, N. N. A. (2018). Pemberdayaan Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Stunting dan Stimulasi Tumbuh Kembang pada Baduta. Media Karya Kesehatan, 1(2), 173–184. https://doi.org/10.24198/mkk.v1i2.18863
Amareta, D. I., Arum, P., & Hikmah, F. (2016). Peningkatan Keterampilan Kader Dalam Pengukuran Panjang Badan Bayi Sebagai Upaya Deteksi Dini Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari. J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 9–13. https://doi.org/10.25047/j-dinamika.v1i1.128
Aryastami, N. K. (2017). Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 45(4), 233–240. https://doi.org/10.22435/bpk.v45i4.7465.233-240
BKKBN. (2017). Pedoman Pengelolaan Kampung KB (Pedoman bagi Pengelola Kampung KB di Lini Lapangan). http://kampungkb.bkkbn.go.id/kampungkb/
Chellaram, C., Murugaboopathi, G., John, A. A., Sivakumar, R., Ganesan, S., Krithika, S., & Priya, G. (2014). Significance of Nanotechnology in Food Industry. APCBEE Procedia, 8(Caas 2013), 109–113. https://doi.org/10.1016/j.apcbee.2014.03.010
Pratiwi, DT., Masrul, M., & Yerizel, E. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), 661–665. https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.595
Gunanti, I. R., Devi, shimarty rukmini, & Andriani, M. (2006). Pemberdayaan-kader-posyandu-melalui-penerapan-metode-konseling-gizi-dalam-upaya.pdf. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 8(1), 47–58.
Hang Tuah. (2015). Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan) Stunting Problems and Interventions to Prevent Stunting (A Literature Review). Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(6), 254–261. https://doi.org/10.25311/jkk.Vol2.Iss6.85
Isni, K., Dinni, S. M., Masyarakat, F. K., Dahlan, A., Psikologi, F., Ahmad, U., & Korespondensi, D. (2020). Pelatihan Pengukuran Status Gizi Baduta sebagai Upaya Pencegahan Stunting Sejak Dini pada ibu di Dusun Randugunting, Sleman, DIY Toddler Nutrition Status Measurement Training as an Early Prevention of Stunting to Mothers in Dusun Randugunting. Jurnal Panrita Abdi, 4(1), 60–68. http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi
Kemenkes, R. (2018). Situasi Baduta Pendek (Stunting) di Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 (Vol. 44, Issue 8). http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang PTRM.pdf
Le-Galès, C., & Bungener, M. (2019). The family accompaniment of persons with dementia seen through the lens of the capability approach. Dementia, 18(1), 55–79. https://doi.org/10.1177/1471301216657476
Nakache, D. (2018). Migrant Workers and the Right to Family Accompaniment: A Case for Family Rights in International Law and in Canada. International Migration, 56(6), 221–235. https://doi.org/10.1111/imig.12444
Notoadmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta.
Sattu, M. (2014). Karakteristik Baduta Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Teku Kecamatan Balantak Utara Kabupaten Banggai. Online Jurnal of Natural Science, 3(3), 239–247. file:///C:/Users/ASUS/Documents/SEMESTER 3/komp/3328-10355-1-PB.pdf
Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813
Mugianti S, Arif Mulyadi, Agus khoirul Anam, Z. L. N. (2018). Faktor Penyebab Anak. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 5, 268–278. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.ART.p268
Stewart, C. P., Iannotti, L., Dewey, K. G., Michaelsen, K. F., & Onyango, A. W. (2013). Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Maternal and Child Nutrition, 9(S2), 27–45. https://doi.org/10.1111/mcn.12088
Sutarto, Mayasari, D., & Indriyani, R. (2018). Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya. Fossil Behavior Compendium, 5(1), 540–545. https://doi.org/10.1201/9781439810590-c34
Tentama, F., Delfores, H. D. L., Wicaksono, A. E., & Fatonah, S. F. (2018). Penguatan Keluarga Sebagai Upaya Menekan Angka Stunting Dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga (Kkbpk). Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 113–120. https://doi.org/10.12928/jp.v2i1.546
TNP2K. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). 42.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Demsa Simbolon, Emy Yuliantini, Yusmidiarti, Bringwatty Batbual, Ina Debora Ratu Ludji, Eliana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.