EDUKASI TERHADAP KELOMPOK PETERNAK ITIK DI DESA MURUNG ASAM, KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNTUK MELESTARIKAN ITIK ALABIO
DOI:
https://doi.org/10.20956/pa.v5i4.12185Keywords:
Alabio duck, hybrid duck breeds, duck breeding program, local genetic resourcesAbstract
Alabio duck is a superior laying duck breed from Alabio, South Kalimantan. The government program of crossing Alabio duck with other duck breeds to produce commercial hybrid ducks was followed by local breeders, where the crossbreed was carried out without direction and occurred in the genetic source area of Alabio ducks. This has resulted in a decrease in the performance of Alabio duck, a fewer number of duck breeders, and reduce the quality of processed products, especially salted eggs. To conserve and maintain the purity of Alabio ducks in their genetic source area, it is necessary to educate local breeders about the potential of Alabio ducks as a source of germplasm with high selling value. The objective of this activity was to educate the breeders to avoid uncontrolled crossbreeding of Alabio duck. This community service was carried out through observations, interviews, and Focus Group Discussion in Harapan Bahagia Farmer Group in Murung Asam Village, Alabio, HSU Regency. Issues identification showed that the decline in Alabio ducks population was caused by the unavailability of good Alabio ducklings, the higher price of Alabio duck compared to other duck breeds and the smaller egg size of Alabio duck. However, it was agreed on the superiority of Alabio duck, namely resistance to avian influenza disease, longer egg shelf life, longer egg production period, and a more savory taste of meat. It was concluded that conserving Alabio duck breed was necessary because Alabio ducks were always used as parents in crossing with other duck breeds. Many ways could be carried out to conserve Alabio duck, among others were by well-planned and under control crossbreeding, eliminating subsidies of hybrid ducklings produced by BPTU, utilizing local feed ingredients, and technology adoption to increase the quality of Alabio duck products. --- Itik Alabio merupakan itik petelur unggul yang berasal dari Alabio, Kalimantan Selatan. Program pemerintah menyilangkan itik Alabio dengan rumpun itik lain untuk menghasilkan itik hibrida komersial ternyata diikuti oleh peternak, di mana peternak melakukan persilangan secara tidak terarah, tidak terencana dan dilakukan di daerah sumber bibit itik Alabio. Hal ini berakibat menurunnya mutu bibit itik, semakin sedikitnya jumlah peternak itik Alabio, serta menurunnya kualitas produk itik Alabio, terutama telur asin. Untuk menjaga kelestarian dan tetap terpeliharanya kemurnian itik Alabio di daerah sumber bibit, maka perlu dilakukan edukasi kepada peternak mengenai potensi itik Alabio sebagai sumber plasma nutfah lokal yang bernilai jual tinggi. Tujuan kegiatan iniadalah melakukan edukasi peternak agar tidak melakukan persilangan itik Alabio secara tidak terkontrol dan tidak terencana sehingga kemurnian genetik itik alabio dapat dipertahankan. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui observasi, wawancara dan Focus Group Discussion dengan Kelompok Peternak Itik Harapan Bahagia di Desa Murung Asam, Alabio, Kabupaten HSU. Identifikasi isu memperlihatkan bahwa berkurangnya populasi itik Alabio disebabkan tidak tersedianya bibit yang baik, harga bibit itik Alabio lebih mahal dibanding rumpun itik lain, serta ukuran telur yang lebih kecil. Meskipun demikian diketahui juga keunggulan itik Alabio, yaitu tahan terhadap penyakit flu burung, daya simpan telur lebih lama, masa produksi telur lebih panjang dan rasa daging yang lebih gurih. Disimpulkan bahwa menjaga kemurnian itik Alabio murni sangatlah penting karena itik Alabio selalu dipergunakan sebagai tetua dalam persilangan dengan rumpun itik lain. Upaya pelestarian itik Alabio dapat dilakukan antara lain dengan penghapusan subsidi harga bibit itik hibrida yang dihasilkan BPTU, penggunaan bahan pakan lokal dalam ransum, serta adopsi teknologi untuk peningkatan kualitas produk itik Alabio.Downloads
References
Biyatmoko, D. (2014). Production increase of Alabio duck by predicting real nutrients needs on crude proteins and metabolizable energy in feed. Int. J. Biosci., 5(3), 82-87.
Faris A. A., & Shahrazad, M. J. A. (2016). Comparison study of egg morphology, component and chemical composition of mallard duck and domestic peking duck. J. Bio. Innov., 5(4), 555-562.
Fouad, A. M., Ruan, D., Wang, S., Xia, W. & Zheng, C. (2018). Nutritional requirements of meat-type and egg-type ducks: what do we know?. J. Animal Sci. Biotechnol., 9 https://doi.org/10.1186/s40104-017-0217-x
Hakim, M. R., Rahardja, D. P., Pakiding, W., Lestari, V. S., Daryatmo, & Prahesti, K. I. (2018). Pemberdayaan peternak ayam kampung unggul Sinjai melalui aplikasi teknologi penetasan. Jurnal Panrita Abdi, 2(2), 75-82.
Ismoyowati, & Purwantini, D. (2013). Produksi dan kualitas telur itik lokal di daerah sentra peternakan itik. Jurnal Pembangunan Pedesaan, 13(1), 11–16.
Ketaren, P. P. (2007). Peran itik sebagai penghasil telur dan daging nasional. Wartazoa, 17, 117-127.
Ketaren, P. P., & Prasetyo, L. H. (2000). Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Puslitbangnak. Bogor. pp.198 – 205.
Menjaga Itik Alabio Murni dari Kepunahan. (2020, September 7). Radar Banjar, pp. 12.
Rifa’i, M.A., Candra, Muzdalifah, & Kudsiah, H. (2020). Pemberdayaan Istri Kelompok Pembudidaya Ikan Patin dengan Pengembangan Produk Fillet. Jurnal Panrita Abdi, 4(3), 369-379.
Suharno, B., & Amri, K. (2010). Panduan Beternak Itik secara Intensif. Penebar Swadaya, Jakarta. pp. 23-25.
Suryana. (2013). Pemanfaatan keragaman genetik untuk meningkatkan produktivitas itik Alabio. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 32(3), 100-111.
Susanti, T., & Kumalawati, D. S. (2019). Perbaikan sifat genetik melalui seleksi untuk meningkatkan produksi telur Alabio dan itik Mojosari. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner. Puslitbangnak. Bogor.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Herliani, Ika Sumantri, Abrani Sulaiman, Ronny Kurniawan, Parwanto, Kuni Irfah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.