PENGGUNAAN KOSA KATA DAN ISTILAH BAHASA ARAB DALAM TEKS MALLINRUNNA NABITTA MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
DOI:
https://doi.org/10.20956/jna.v3i2.3829Abstract
Peninggalan budaya bangsa Indonesia cukup banyak bertebaran di berbagai pelosok tanah air yang kita cintai ini. Budaya bangsa kita dimaksud telah menjadi warisan bagi generasi sekarang dan yang akan datang, tang perlu diselamatkan dan dilestarikan. Usaha penyelamatan dan pelestariannya sangat bergantung pada penanganan dari para ahli menurut bidang-bidangnya terhadap budaya bangsa tersebut.Peninggalan budaya bangsa Indonesia merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia sendiri pada masa silam dan menjadi akar budaya bangsa. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya menjadi budaya bangsa yang beraneka ragam dan coraknya. Salah satu di antara peninggalan budaya bangsa Indonesia, budaya kita , adalah naskah-naskah lama.Naskah-naskah lama Indonesia di sini dimaksudkan adalah naskah-naskah Nusantara, karena lahir di berbagai pelosok tanah air Indonesia yang sebelumnya disebut dengan daerah-daerah Nusantara. Sungguh banyak naskah-naskah dimaksud bertebaran di berbagai pelosok, baik dalam negeri Indonesia sendiri maupun di luar negeri. Pada umumnya, naskah-naskah Nusantara (Indonesia) sudah sangat memprihatinkan. Selain wujudnya sudah rapuh dimakan usia juga telah mengalami kerusakan. Kerusakan-kerusakan yang menimpa naskah-naskah ini, baik disengaja maupun tidak dari berbagai pihak, bahan yang digunakan sebagai naskahnya, peristiwa kebakaran, dan penyalahgunaan serta penyimpannya. Di samping itu, naskah-naskah merupakan rekaman rekaman masa silam yang menyimpan sebahagian rohani budaya bangsa Indonesia, perbendaharaan pemikiran, dan cita-cita nenek moyang (Robson; l978)Downloads
References
Bua, M. As’ad Bua. 1986. Kritik dan Edisi Teks Mallinrunna Nabitta Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. (Tesis). Bandung . Universitas Padjadjaran
Hamzah, Darwis, 1975. “Mandar Selayang Pandang” Petunbjuk Musabaqah Tilawatil Quran. Panitia Musabaqah Tilawah Al-Quran Propinsi Sulawesi Selatan Ke-12.
Hollander, J.J. 1984. Handleiding Bij de Beofening der Malaische Taal en Letterkunde. Diterjemahkan oleh T.W. Kamil dalam judul “ Pedoman Bahasa dan Sastra Melayu, Jakarta. Balai Pustaka.
Maas, Paul. 1967. Textual Criticsm. Translated from German by Barbara Flower. The Clarendon Press, Oxford.
Robson, S.O. 1978. “Pengkajian Sastra-Sastra Tradisional”. Bahasa dan Sastra. No. 6 Tahun IV. Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Saharuddin, H. 1985. Mengenal Pitu Babana Binanga (Mandar) dalam Lintasan Sejarah dan Pemerintahan Daerah di Sulawesi Selatan. Ujung Pandang. Mallomo Karya.
Soedarno. 1972. Seminar Bahasa Indonesia. Endeh Flores. Nusa Indah.
Soetrisno, Sulastin. 1981. Relevansi Studi Filologi. Yokyakarta. Gadjah Mada University Press.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra – Pengantar Teori Sastra. Jakarta. Pustaka Jaya.