TINGKAT PEMAHAMAN DAN PERILAKU TENTANG INFORMASI PENGGUNAAN ALAT UKUR TIMBANGAN DI KALANGAN PEDAGANG ECERAN PADA DUA PASAR TRADISIONAL DI MAKASSAR
DOI:
https://doi.org/10.31947/kareba.v7i1.5306Keywords:
pemahaman, perilaku, alat ukur timbangan, pedagang eceran, pasar tradisionalAbstract
Informasi penggunaan alat ukur timbangan yang standar masih kurang dipahami oleh sebagian pedagang eceran pada dua pasar tradisional di Makassar, hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak alat ukur timbangan yang digunakan dalam transaksi jual beli yang tidak bertanda tera sah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) pemahaman pedagang eceran tentang penggunaan alat ukur timbangan yang standar pada dua pasar tradisional di Kota Makassar; (2) hubungan antara pemahaman pedagang tentang penggunaan alat ukur timbangan yang standar terhadap perilaku pedagang dalam transaksi jual beli; (3) faktor-faktor yang menghambat pedagang eceran pengguna alat ukur timbangan dalam menggunakan timbangan yang standar. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada dua pasar tradisional di Makassar. Populasi penelitian adalah pedagang eceran pengguna alat ukur timbangan. Sampel ditentukan dengan teknik penyampelan acak bertingkat. Informan dipilih secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara kuantitatif menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemahaman pedagang tentang penggunaan alat ukur timbangan berada dalam kategori sedang. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata 28,5; (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman tentang penggunaan alat ukur timbangan dengan perilaku pedagang dalam transaksi jual-beli. Hal ini terlihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,054 dan taraf signifikansi (p) sebesar 0,664; (3) faktor-faktor yang menghambat pedagang menggunakan alat ukur timbangan yang standar adalah kurang maksimalnya kegiatan pengawasan UTTP, rendahnya kesadaran diri pedagang, dan tidak adanya sanksi dari petugas.Downloads
References
Ajsen. (2005). Attitudes, Personality and Behavior (2nd ed.). Berkshire: Open University Press.
Cangara H. (2013). Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Effendy O.U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya.
Kriyantono. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Liliweri A. (2014). Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan RI. (2013). Analisis Penggunaan Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) Dalam Perdagangan Barang. Jakarta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: CV Alfabeta.
Sutanta. (2004). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tabrani R. dkk. (1989). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widjaja. (2008). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.