FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT INOVASI PADA KOMUNITAS PETANI DAN NELAYAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN TAKALAR
DOI:
https://doi.org/10.31947/kjik.v2i3.328Keywords:
Diffusion of innovation, inhibiting innovation, innovation of farmers, fishermen innovationAbstract
Abstrak Secara ekonomis, Takalar bersandar pada sektor pertanian, tapi pada kenyataannya, petani dan nelayan di Takalar masih hidup dalam kemiskinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menghambat inovasi komunitas petani dan nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kab. Takalar. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Polombangkeng Utara dan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan penentuan narasumber atau informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi partisipatif moderat, focus group discussion (FGD), wawancara semiterstruktur dan dokumentasi. Penelitian ini menyatakan bahwa proses difusi inovasi yang terjadi pada komunitas petani lebih terbuka, sedangkan pada komunitas nelayan lebih tertutup. Proses adopsi inovasi petani dan nelayan dipengaruhi oleh aspek karakteristik inovasi, karakteristik individu, saluran komunikasi, aspek sosial ekonomi dan aspek sosial budaya. Kesejahteraan petani lebih merata dan terdapat sumber pendapatan tambahan dari bidang lain, sementara kesejahteraan nelayan kurang merata dan tidak adanya pendapatan tambahan bagi nelayan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang dominan menghambat inovasi pada komunitas petani adalah pada karakteristik inovasi, saluran komunikasi, dan aspek sosial ekonomi, sedangkan pada komunitas nelayan faktor yang dominan menghambat proses adopsi inovasi adalah aspek saluran komunikasi, aspek sosial budaya dan karakteristik individu. Abstract Economically, Takalar relies on the agricultural sector, but in fact, farmers and fishermen in Takalar, still live in poverty. still remain behind and shackled by poverty. The aim of this study to analyze the factors that inhibit innovation of the farmers and fishermen communities, in improving the welfare of the society in the district Takalar. The research was conducted in the District of North Polombangkeng and North Galesong Takalar. The method of this research is a qualitative approach and determines the sources or informants using purposive sampling technique. Researcher uses moderate participant observation, focus group discussion (FGD), semi- structured interviews and documentation as technique collecting the data. This study states that innovation diffusion process that occurs in a farming community more openly, whereas in fishing community the process is more closed. Innovation adoption process of farmers and fishermen affected by the aspects of innovation characteristics, individual characteristics, channels of communication, socio-economic aspects and socio- cultural aspects. Farmers’ welfare is more evenly distributed and there are sources of additional income from other fields, while the welfare of fishermen uneven, and the absence of additional income for fishermen. The conclusion from this study is the dominant inhibiting factors of innovation in the farming community is the innovation characteristics, aspect of communication channels, and socio-economic aspects, whereas in the fishing community the dominant inhibiting factors of innovation adoption process is the aspect of communication channels, social cultural and individual characteristics.Downloads
References
Cangara H. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Cangara H. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Dahuri R, dkk. (2004). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita: Jakarta
Hamzens, dkk. (2007). Strategi Inovasi Sosial Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelaya. (Online) Vol. 3, No.1 (http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/ article/viewFile/2145/1175. diakses 14 Januari 2013).
Indraningsih K.S. (2011). Pengaruh penyuluhan Terhadap Keputusan Petani Dalam Adopsi inovasi Teknologi Usaha Tani Terpadu, (Online), Vol. 29, No. 1, (http:// pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ JAE%2029-1a.pdf, diakses tanggal 11 Januari 2013).
Janah, dkk. (2011). Partisipasi Petani Dalam Program Rintisan dan Akselerasi Pema- syarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara, (Online), Vol. 8, No. 1, (http://agribisnisfpumjurnal. files.wordpress.com/`2012/03/jurnal- vol-8-no-1-diah.pdf, diakses tanggal 12 Februari 2013).
Leeuwis C. (2009). Komunikasi untuk Inovasi Pedesaan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta
Mulyadi, dkk. (2007). Proses Adopsi Inovasi Pertanian Suku Pedalaman Arfak Di Kabupaten Manokwari–Papua Ba- ra, (Online), Vol. 3, No. 2, (http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/ uploads/2012/03/Proses-Adopsi-Inovasi- Pertanian-Suku-Pedalaman-Arfak-Di- Kabupaten-Manokwari. pdf, diakses tanggal 12 Februari 2013)
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Lkis: Yogyakarta
Rangkuti P.A. (2009). Analisis Peran Jaringan Komunikasi Petani Dalam Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.(Online), Vol. 27, No. 1, (http://pse.litbang. deptan.go.id/ ind/pdffiles/JAE%2027-1c.pdf. Diakses tanggal 11 januari 2013).
Sendjdja D.S. (2009). Teori Komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta
Severin, dkk. (2005). Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi ke Lima. Prenada Media: Jakarta
Mengukur Produk Domestik Bruto Bukan Tolak Ukur yang Tepat Untuk Menilai Kemajuan?. Marjin
Kiri: Jakarta.