KODE ETIK JURNALISTIKDAN SENSOR DIRI DI KALANGAN WARTAWAN PASCA ORDE BARU DI KOTA MAKASSAR
DOI:
https://doi.org/10.31947/kjik.v1i2.309Keywords:
Journalistic Ethics Code, self-censorship, fairness, accurancy and objectivity, Kode Etik Jurnalistik, sensor diri, kejuaraan, akurasi, objektivitasAbstract
AbstractThe aim of study id to analyze the understanding, attitude, implementation and the implementationefforts of Journalistic Ethics Code as self-censorship by journalisist in the Post-Orde Baru inMakassar. The study is carried out to several journalistis of printed media in Makassar. This is aqualitative research utilizing library and field surveys. The data were collected through observation,deep interviews and documen inspections. The inform ants were determined by snowball samplingtechnique. The data were analyzed using Miles and Hubermans Interactive Model. The result of thestudy indicate that majority of journalistis in the post-Orde Baru in Makassar have a wellunderstanding about some principles like fairness, accuracy, and objecttivity in the journalisticEthics Code. They have positive view toward the principles and agree about the importance inimplementing it. How ever, in fact the principles are not well implemented yet especially about theaccuracy due to some of obstacles faced by journalist when doing their job. Thus, journalists haveto attempt implementing the Journalistic Ethics Code as self-cencordhip throught some effortsbrought by the media, journalist organisation (PWI and AJI), Press Council, and government. AbstrakPenelitian ini dimaksudka untuk menganalisis tingkat pemahaman, sikap, dan oenerapan sensor diridalam melakukan Kode Etik Jurnalistik di kalangan Wartawan Pasca Orde Baru di Makassar. Studiini dilakukan pada beberapa wartawan media cetak di Makassar. Metode penelitian yakni kualitatifdengan menggunakan kepustakaan dan dokumentasi. Informan ditetapkan dengan cara tekniksnowball sampling. Data dianalisis dengan memakai model interaktif dari miles dan Hubermans.Hasil studi ini mengindikasikan vahwa pada umumnya wartawan pasca orde baru di Makassarmemiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip penulisan jurlanistik, misalnya kejujuran,akurasi, dan objek-tivitas dalam menjalankan Kode Etik Jurnalistik. Mereka pada umumnyamemiliki pandangan yang positif terhadap prinsip-prinsip Kode Etik Jurnalistik dan setuju untukdilaksanakan. Meskipun sejauh ini dalam kenyataannya prinsip-prinsip tersebut belum dilakukansecara penuh karena beberapa faktor penghambat. Karena itu para wartawan berusaha melakukanKode Etik Jurnalistik dalam bentuk sensor diri yang diusahakan oleh media itu sendiri, organisasiwartawan PWI dan Aji dewan Pres, dan Pemerintah.Downloads
References
ICJ. 2003. Journalism Ethics: The
Global Debate. Alih bahasa: Budi
Prayitno, Jakarta: ISAI – Kedutaan
Besar Amerika Serikat untuk
Indonesia.
Masduki. 2005. Kebebasan Pers dan
Kode Etik Jurnlaistik. Jogjakarta: UII
Press.
Mc Quail, Dennis. 1987. Teori
Komunikasi Massa; Suatu Pengantar.
Alih Bahasa: Agus Darma dan
Aminuddin R. Jakarta: Erlangga
Meril, John C. 1976. Freedom of
Press: Changing Concept? Dalam
Internasional and Intercultural
Communication. New York:
Hastings House Publisher.
_______. 1983. Global Journalism, A
Survey on The World Mass Media.
New York-London: Longman Inc.
Mulyana, Deddy, Solatun. 2001.
Metodologi Penelitian Kualitatif,
Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalalauddin. 2003.
Psikologi Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Rivers, William L. 1988. Ethics for
The Media. New Jersey: Prentice
Hall Inc.
Secerin, Werner J, Tankard, James
W. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode dan Terpaan di Dalam Media
Massa. Jakarta: Kencana.