PENERAPAN PENGOLAHAN LABU KUNING (Cucurbitae moschata) DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.20956/jdp.v3i1.2968Abstract
Labu Kuning (Cucurbitae moschata) merupakan bahan pangan yang mengandung kalori, karbohidrat, protein, lemak, mineral (kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, tembaga dan seng), ß-karoten, tiamin, niacin, serat, dan vitamin C. Kandungan gizi yang sering diunggulkan dari labu kuning adalah kandungan ß-karoten yang merupakan sumber vitamin A yang berfungsi: melindungi mata (dari serangan penyakit katarak) dan kulit, meningkatkan kekebalan tubuh dan reproduksi. Tujuan dan target yang ingin dicapai pada program IbM yaitu : (1) Bertambahnya pengetahuan kelompok tani ”Lompoe” dan kelompok Tani ”Masagenae” dalam peningkatan kemampuan teknologi diversifikasi pengolahan labu kuning menjadi produk pangan yang mempunyai nilai tambah “value added”; (2) Meningkatkan kesadaran kelompok petani terhadap aspek sanitasi dan higienis dalam pengolahan produk labu kuning; (3) Meningkatnya tingkat kesejahteraan, status ekonomi dan status gizi masyarakat kelurahan Lalabata kecamatan Tanete Rilau kabupaten Barru. Hal ini dicapai dengan adanya pertumbuhan industri kecil/home industri serta UKM yang mengolah labu kuning. Metode pendekatan dilakukan dengan langkah: (1) Penyuluhan partisipatif: yaitu melakukan kegiatan pembelajaran tentang teknologi pengolahan labu kuning. Metode yang dipakai pada penyuluhan partisipatif ini adalah pertemuan dengan kombinasi ceramah dan diskusi di tingkat kelompok tani yang ada. (2) Focussed Group Discussion (FGD): yaitu melakukan dialog aktif dalam kelompok-kelompok kecil antara masyarakat dengan fasilitator untuk menginvestigasi permasalahan lokal kondisi usahatani, serta keterkaitannya dengan pengembangan manajemen usaha pengolahan labu kuning (3) Pelatihan: Kegiatan pelatihan meliputi kegiatan demonstrasi dan kegiatan praktek anggota kelompok tani. Pada kegiatan demonstrasi, tim pelaksana akan memberikan contoh teknik diversifikasi mengolah labu kuning menjadi tepung, roti dan donat dengan menerapkan sistem sanitasi dalam setiap pekerjaan. Dalam kegiatan praktik ini, petani awalnya diberikan contoh, kemudian mereka mengulangi kembali melakukan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan. (4) Pendampingan dilakukan dengan Pendekatan kelembagaan, yaitu proses pendampingan yang terus menerus selama kegiatan berlangsung. Kata kunci: Labu kuning, diversifikasi olahan.Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2017-11-30
How to Cite
Arfini, F., Fitri, M., & Tartar, S. U. (2017). PENERAPAN PENGOLAHAN LABU KUNING (Cucurbitae moschata) DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN. Jurnal Dinamika Pengabdian, 3(1), 77-88. https://doi.org/10.20956/jdp.v3i1.2968
Issue
Section
Volume 3 Nomor 1 Oktober 2017
License
Penulis diwajibkan untuk menandatangani "Surat Perjanjian Hak Cipta" atau Copyright Agreement untuk penyerahan ijin kepada pihak jurnal untuk menerbitkan tulisannya.
Authors are required to sign a "Copyright Agreement" to submit permission to the journal to publish their writings.