PERILAKU PENGGUNAAN KONDOM DENGAN KEJADIAN GONORE PADA WPS DI LOKALISASI KABUPATEN NABIRE PAPUA
Abstract
Perilaku penggunaan kondom meliputi keteraturan, cara penggunaan, serta jenis kondom yang digunakan merupakan faktor yang dapat memengaruhi terjadinya infeksi Gonore. Perilaku penggunaan kondom yang tidak benar dapat memudahkan akses penularan infeksi Gonore terutama pada orang yang sering berhubungan seksual dan berisiko tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti Wanita Pekerja Seks (WPS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku penggunaan kondom dengan kejadian Gonore pada WPS. Terdapat 70 WPS yang telah diwawancarai dengan 18 pertanyaan tentang perilaku penggunaan kondom dan diikuti dengan pemeriksaan swab vagina untuk mendiagnosis adanya Neisseria gonorrhoeae menggunakan pengecatan Gram. Dari WPS tersebut, 45 sampel didiagnosis positif Gonore, sedangkan 25 sampel lainnya negatif. Dari analisis data, hanya 5 sampel yang memiliki perilaku penggunaan kondom yang benar oleh karena teratur dalam menggunakan kondom, menggunakan kondom dengan cara yang sesuai prosedur, serta menggunakan jenis kondom yang tepat. Adapun 65 sampel lainnya memiliki perilaku penggunaan kondom yang tidak benar. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan perilaku penggunaan kondom dengan kejadian infeksi Gonore pada WPS. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku penggunaan kondom dengan kejadian Gonore pada WPS.
References
1. Behrman, A.J. & Shoff, W.H. Gonorrhea. University of Pennsylvania [Online Article]; 2009 [diakses 12 Juni 2015]. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/782913-overview.
2. Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveillance 2008. Georgia: U.S. Department of Health and Human Services, Division of STD Prevention; 2009.
3. Jawas, AF, dkk. Penderita Gonore di Divisi Penyakit Menular Seksual Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2002-2006. Surabaya: RSU Dr. Soetomo; 2008.
4. Surveilans Terpadu Biologis Perilaku (STBP). Di Kalangan Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2007.
5. Surveilans Terpadu Biologis Perilaku (STBP). Di Kalangan Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2011.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire. Laporan IMS Tahun 2010 sampai dengan Mei 2015 Kabupaten Nabire. Nabire: BP3PLP Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire; 2015.
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2011.
8. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
9. Jazan, Saiful, dkk. Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada Wanita Penjaja Seks di Jayapura, Banyuwangi, Semarang, Medan, Palembang, Tanjung Pinang, dan Bitung, Indonesia Tahun 2003. Jakarta: Direktorat Jendral PPM dan PL; 2004.
10. Komisi Penanggulangan AIDS. HIV dan AIDS Sekilas Pandang. Edisi Kedua. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS; 2009.
11. Depkes. Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada Wanita Penjaja Seksual di Bali 2007. Jakarta: Depkes; 2007.
12. Daili, S.F. Tinjauan Penyakit Menular Seksual (IMS). In: Djuanda, A. Hamzah, M. And Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 6th ed. Jakarta: FKUI; 2013.
13. Mayo Foundation for Medical and Research (MFMER). Condom: STD Protection Plus Effective Birth Control. Mayo Clinic Rochester 200 First St. S.W. Rochester; 2007.
14. Hira SK, et. al. Condom and Nonoxynol-9 use. Int J of STD & AIDS; 1997.
15. Murtiastutik, Dwi. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Airlangga University Press; 2008.
2. Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveillance 2008. Georgia: U.S. Department of Health and Human Services, Division of STD Prevention; 2009.
3. Jawas, AF, dkk. Penderita Gonore di Divisi Penyakit Menular Seksual Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2002-2006. Surabaya: RSU Dr. Soetomo; 2008.
4. Surveilans Terpadu Biologis Perilaku (STBP). Di Kalangan Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2007.
5. Surveilans Terpadu Biologis Perilaku (STBP). Di Kalangan Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2011.
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire. Laporan IMS Tahun 2010 sampai dengan Mei 2015 Kabupaten Nabire. Nabire: BP3PLP Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire; 2015.
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2011.
8. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
9. Jazan, Saiful, dkk. Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada Wanita Penjaja Seks di Jayapura, Banyuwangi, Semarang, Medan, Palembang, Tanjung Pinang, dan Bitung, Indonesia Tahun 2003. Jakarta: Direktorat Jendral PPM dan PL; 2004.
10. Komisi Penanggulangan AIDS. HIV dan AIDS Sekilas Pandang. Edisi Kedua. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS; 2009.
11. Depkes. Prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi pada Wanita Penjaja Seksual di Bali 2007. Jakarta: Depkes; 2007.
12. Daili, S.F. Tinjauan Penyakit Menular Seksual (IMS). In: Djuanda, A. Hamzah, M. And Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 6th ed. Jakarta: FKUI; 2013.
13. Mayo Foundation for Medical and Research (MFMER). Condom: STD Protection Plus Effective Birth Control. Mayo Clinic Rochester 200 First St. S.W. Rochester; 2007.
14. Hira SK, et. al. Condom and Nonoxynol-9 use. Int J of STD & AIDS; 1997.
15. Murtiastutik, Dwi. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Airlangga University Press; 2008.
Authors
Ardiyanto, G. G. R., Karyadini, H. W., & Yuliyanti, S. (2016). PERILAKU PENGGUNAAN KONDOM DENGAN KEJADIAN GONORE PADA WPS DI LOKALISASI KABUPATEN NABIRE PAPUA. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 12(2), 76-81. https://doi.org/10.30597/mkmi.v12i2.923
Copyright and license info is not available