DETERMINAN SOSIAL DAN KETERATURAN BEROBAT TERHADAP PERUBAHAN KONVERSI PASIEN TUBERKULOSIS PARU
Abstract
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah sosial kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia. Tahun 2012 terdapat perubahan konversi (12%) dan meningkat (15%) tahun 2013 pasien di Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar dan BBKPM Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar faktor risiko perubahan konversi pasien TB paru berdasarkan pengetahuan, pendidikan, kondisi ekonomi, dan keteraturan berobat. Jenis penelitian desain case control study. Responden pada penelitian ini adalah penderita TB yang BTA (+) yang menjalani masa pengobatan 2 bulan, sebanyak 111 responden dengan perbandingan kasus dan kontrol 1 : 2. Analisis bivariat menggunakan uji kemaknaan Odds Ratio 95% CI. Hasil penelitian ini berdasarkan analisis statistik, pengetahuan OR=1,723;95% CI=0,777-3,821, pendidikan OR=1,846;95% CI=0,818-4,168, dan sosial ekonomi OR=1,242;95% CI=0,563 2,739 adalah faktor risiko yang tidak bermakna terhadap perubahan konversi. Sedangkan keteraturan berobat OR=4,209;95% CI=1,341-13,214 adalah faktor risiko yang bermakna terhadap perubahan konversi. Penelitian ini disarankan untuk peningkatan penyuluhan pengetahuan mengenai Tuberkulosis paru oleh petugas kesehatan kepada penderita dan keluarganya, serta faktor lingkungan dan faktor status gizi terhadap perubahan konversi.
References
1. Kemenkes RI. Tentang Laporan situasi terkini Tuberculosis di Indonesia Tahun 2011. [Online] [Diakses: 22 September 2013]. Available at: www.tbindonesia.or.Id/pdf/2011/ Indonesia Report 2011.
2. WHO. Global Tuberculosis Control: A Short up Date to The 2010 Report. [Online] [Diakses: 19 Oktober 2013]. Available at: http://www.who.int.
3. Departemen Kesehatan RI. Lembar Fakta Tubekulosis. [Online] [Diakses: 20 September 2013]. Available at: www//http:tbcindonesia.or.id.
4. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan. Rekapitulasi Laporan Hasil P2-TB Paru Melalui Laporan Tribulan TB. Makassar : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan; 2012.
5. Fahruda, A, Supardi, S, & Buiningsih, N. Pemberian Makanan Tambahan sebagai Upaya Peningkatan Keberhasilan Pengobatan Penderta TB Paru di Kotamadia Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan. Berita Kedokteran Masyarakat. 2002;18(3):123-129.
6. Murtatiningsih, Bambang, W. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesembuhan Penderita TB Paru (Studi Kasus di Puskesmas Purwodadi I Kabupaten Grobogan). KEMAS.2010;6(1).
7. Bambang S., Heryanto, Supraptini. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Penderita TB Paru di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2003;2: 282-289.
8. Amaliah, Rita. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kegagalan Konversi Penderita TB paru BTA Positif Pengobatan Fase Intensif di Kabupaten Bekasi [Tesis]. Depok : Universitas Indonesia; 2012.
9. Ramadhani, Artika. Pengaruh Pelaksanaan Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Konversi BTA (+) pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSDK 2009/2010 [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2012.
2. WHO. Global Tuberculosis Control: A Short up Date to The 2010 Report. [Online] [Diakses: 19 Oktober 2013]. Available at: http://www.who.int.
3. Departemen Kesehatan RI. Lembar Fakta Tubekulosis. [Online] [Diakses: 20 September 2013]. Available at: www//http:tbcindonesia.or.id.
4. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan. Rekapitulasi Laporan Hasil P2-TB Paru Melalui Laporan Tribulan TB. Makassar : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan; 2012.
5. Fahruda, A, Supardi, S, & Buiningsih, N. Pemberian Makanan Tambahan sebagai Upaya Peningkatan Keberhasilan Pengobatan Penderta TB Paru di Kotamadia Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan. Berita Kedokteran Masyarakat. 2002;18(3):123-129.
6. Murtatiningsih, Bambang, W. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesembuhan Penderita TB Paru (Studi Kasus di Puskesmas Purwodadi I Kabupaten Grobogan). KEMAS.2010;6(1).
7. Bambang S., Heryanto, Supraptini. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Penderita TB Paru di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2003;2: 282-289.
8. Amaliah, Rita. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kegagalan Konversi Penderita TB paru BTA Positif Pengobatan Fase Intensif di Kabupaten Bekasi [Tesis]. Depok : Universitas Indonesia; 2012.
9. Ramadhani, Artika. Pengaruh Pelaksanaan Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Konversi BTA (+) pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSDK 2009/2010 [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2012.
Authors
Supardi, U. K., M.Thaha, I. L., & Rismayanti, R. (2016). DETERMINAN SOSIAL DAN KETERATURAN BEROBAT TERHADAP PERUBAHAN KONVERSI PASIEN TUBERKULOSIS PARU. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 10(3), 125-130. https://doi.org/10.30597/mkmi.v10i3.476
Copyright and license info is not available