GLYCOHEMOGLOBIN, HIPERTENSI, IMT TERHADAP GANGGUAN PENGLIHATAN PENDERITA DIABETES MELLITUS LANSIA
Abstract
Diabetes Mellitus (DM) berhubungan dengan gangguan penglihatan sebab kadar gula yang terus menerus sehingga mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Faktor yang berhubungan dengan gangguan penglihatan pada penderita Diabetes Mellitus diantaranya adalah glycohemoglobin, hipertensi dan Indeks Massa Tubuh. Tujuan penelitian mengetahui hubungan glycohemoglobin, hipertensi, Indeks Massa Tubuh pada penderita Diabetes Mellitus lansia di Puskesmas Wua Wua. Jenis penelitian kuantitatif (analitik observasional) dengan menggunakan desain/rancangan penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus lansia yang berobat di Puskesmas Wua – Wua Kota Kendari. Jumlah populasi sebanyak 35, sampel terpilih sebanyak 26 responden. Uji statistik yang digunakan uji Spearman Rank. Responden melaksanakan pemeriksaan glycohemoglobin (HbA1c) dan pengukuran tekanan darah dan pengukuran Indeks Massa Tubuh. Tidak ada hubungan glycohemoglobin (HbA1c) dengan gangguan penglihatan pada penderita DM lansia (p=0,649), ada hubungan hipertensi dengan gangguan penglihatan pada penderita DM lansia (p=0,000), tidak ada hubungan indeks massa tubuh dengan gangguan penglihatan pada penderita DM lansia (p=0,103).Kesimpulan bahwa hipertensi ada hubungan dengan gangguan penglihatan pada penderita diabetes mellitus. Glycohemoglobin dan indeks massa tubuh tidak ada hubungan dengan gangguan penglihatan pada penderita diabetes mellitus.
References
1. Bilous. Diabetes Mellitus. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter Pada Diabetes. Jakarta;2002.
2. Sarah Wild, MB BCHIR, PHD dkk. Global Prevalence of Diabetes , Estimates for the Year 2000 and Projections for 2030. Diabetes Care:2007.
3. Kemenkes RI. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013.
4. Depkes RI,.Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:Departemen Kesehatan RI; 2007.
5. KurniawanI. Diabetes Mellitus tipe 2 pada usia lanjut, Majalah kedokteran Indonesia,2010:60(12):576-84.
6. Dinkes Prov. Sultra. Profil Kesehatan 2013.Sulawesi Tenggara : Dinas Kesehatan Provinsi Sultra; 2013.
7. Fay. Gangguan Penglihatan pada Pasien Tipe I. Klinik Keluarga, 09 Oktober 2014.
8. Ozmen B, Guclu F, Kafesciler S, Ozmen D,Hekimsey. The Relationship Between glycosylated Haemoglobin and Diabeteic Retinopathy in Patient With Type 2 Diabetes. Turk Jem. 2007;11:10-15.
9. Shiddiq R, Heru WW, Bambang P. Hubungan hipertensi dan Glycohemoglobin (HbA1c) dengan kejadian Retinopatik Diabetik pada penderita Diabetes Mellitus di RSUD Margono SoekarjoPurwokerto. Mandala of Health.2011;5(3):1-5.
10. Fathmi A. Hubungan IMT dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSU Daerah Karanganyar [Skripsi]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta;2012.
11. Anonim. Glycohemoglobin. Healthwise, 7 Oktober 2013.
12. Refa S,Dewi NA. Hubungan Antara HbA1c dan Kadar Lipid Serum dengan Derajat Berat Retinopati Diabetika. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2015;XXI(3):138-44.
13. Anonim.Pengaruh Hipertesi pada Mata. Bikers Pintar,13 Novemebr 2014.
14. Bagus. Gangguan Penglihatan. Blogspot, 06 Mei 2016.
15. Adnan M, Mulyati T, Joko TI. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus DM tipe 2 Rawat Jalan di RS Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang.2013;2(1):138-24.
2. Sarah Wild, MB BCHIR, PHD dkk. Global Prevalence of Diabetes , Estimates for the Year 2000 and Projections for 2030. Diabetes Care:2007.
3. Kemenkes RI. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013.
4. Depkes RI,.Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:Departemen Kesehatan RI; 2007.
5. KurniawanI. Diabetes Mellitus tipe 2 pada usia lanjut, Majalah kedokteran Indonesia,2010:60(12):576-84.
6. Dinkes Prov. Sultra. Profil Kesehatan 2013.Sulawesi Tenggara : Dinas Kesehatan Provinsi Sultra; 2013.
7. Fay. Gangguan Penglihatan pada Pasien Tipe I. Klinik Keluarga, 09 Oktober 2014.
8. Ozmen B, Guclu F, Kafesciler S, Ozmen D,Hekimsey. The Relationship Between glycosylated Haemoglobin and Diabeteic Retinopathy in Patient With Type 2 Diabetes. Turk Jem. 2007;11:10-15.
9. Shiddiq R, Heru WW, Bambang P. Hubungan hipertensi dan Glycohemoglobin (HbA1c) dengan kejadian Retinopatik Diabetik pada penderita Diabetes Mellitus di RSUD Margono SoekarjoPurwokerto. Mandala of Health.2011;5(3):1-5.
10. Fathmi A. Hubungan IMT dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSU Daerah Karanganyar [Skripsi]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta;2012.
11. Anonim. Glycohemoglobin. Healthwise, 7 Oktober 2013.
12. Refa S,Dewi NA. Hubungan Antara HbA1c dan Kadar Lipid Serum dengan Derajat Berat Retinopati Diabetika. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2015;XXI(3):138-44.
13. Anonim.Pengaruh Hipertesi pada Mata. Bikers Pintar,13 Novemebr 2014.
14. Bagus. Gangguan Penglihatan. Blogspot, 06 Mei 2016.
15. Adnan M, Mulyati T, Joko TI. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus DM tipe 2 Rawat Jalan di RS Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang.2013;2(1):138-24.
Authors
Rahmawati, R., & Amiruddin, A. (2017). GLYCOHEMOGLOBIN, HIPERTENSI, IMT TERHADAP GANGGUAN PENGLIHATAN PENDERITA DIABETES MELLITUS LANSIA. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 13(1), 58-64. https://doi.org/10.30597/mkmi.v13i1.1582
Copyright and license info is not available